Don't Know Why…

Huff.. peristiwa ini baru aja terjadi pada saya. Ada perasaan sebal, sedih, sekaligus prihatin.

Seperti teman-teman tau, kalo saya kerja di Pemkot Jogja. Kebetulan hari ini ada kunjungan kerja dari suatu daerah di Sulawesi Utara. Maaf yaa… bukan bermaksud untuk mendeskreditkan suatu wilayah.. tapi sungguh saya prihatin.

Sudah jadi kebijakan dari Pemerintah Daerah tempat kami bekerja, Surat Perjalanan Dinas tidak boleh kosongan. Harus ada namanya, sesuai dengan mereka yang hadir dan berkunjung ke kami. Dan kebijakan itu rupanya sedikit banyak menyulitkan beberapa daerah.

Nah, salah satu staf dari tamu itu (seorang wanita), akhirnya numpang nge-print di ruangan saya. Saya dengan senang hati membantu, tanpa pamrih apa pun. Setelah selesai, si ibu mengucapkan terima kasih dan hendak menyelipkan sejumlah uang ke tangan saya. What???? Tentu saja saya tolak.

Mungkin ada yang bilang saya sok bersih atau apa, tapi justru ini yang membuat kita kehilangan budaya saling membantu. Bukan nilai uangnya teman.. tapi ini lah yang bikin sebagian orang di negara kita, terbiasa dengan ‘gratifikasi’. Saya gak bisa menyalahkan sepenuhnya ke ibu itu. Kebiasaan itu rupanya udah sedemikian rupa ter-internalisasi ke dalam diri mereka.

Haaah, sudahlah… back to work ajah..

27 Comments

  1. saya juga kurang suka dengan kebiasaan buruk yg akhirnya jadi tradisi, minta tolong trus ujung2nya ngasih imbalan seolah2 kita mengharapkan, atau sebaliknya seseorang yang mau membantu tapi pamrih.

    Like

  2. Untuk yang ini …Saya no comment bu …yang jelas …Saya di swasta juga sama …semua tidak boleh kosongan …dan semua transaksi melalui rekening … tak ada yang cash …Sehingga ada buktinya semua Salam saya

    Like

  3. berapa banyak selipannya neng?kalo banyak boleh juga tuh…hehehehe…*jangan ditiru gak bener sarannya nih :D*temenku ada yg berenti jadi PNS gara2 hal ini 😀

    Like

  4. bener mbak Anna, adakalanya, hal kayak githu jadi kebiasaan :(( cukup menyedihkan yah mbak. Bersyukurlah, mbak anna mempunya jiwa yang lembut untuk menolak. lah, kalau di bandara2 lain lagi (ini untuk TKI yah mbak) mereka malah minta sendiri. Astagfirullah…

    Like

  5. Wah Mbak, ternyata kejadian spt itu ada dimana-mana ya, kita harus bertahan dgn keyakinan kita Mbak :)Makanya saya males kalo disuruh DL Mbak, soalnya pasti dititipin SPPD, lah kok yang pergi sendiri, tp surat yg harus dicap ada 4? Mles banget kan? :sigh:

    Like

  6. Keren.. template baru neh ann.. dhe ga tau secara ga ol 3hr. hehehebtw.. bener tuh, tau ga? dhe cm minta surat keterangan dari kantor lurah aja dulu diminta duit 5000, makanya jd kbiasaan, walau kadang ga diminta duit, tp krn dah kbiasaan, takut ga enak, ttp kasih seiklasnya kadang 😀

    Like

  7. nah, sikap yg seolah sudah jadi budaya dan tradisi yg tdk baik seperti inilah yg membuat korupsi sulit diberantas.Bunda mengagumi sikapmu, anna cay :)salam.

    Like

  8. @ semuanya :terima kasih buat dukungannya. tapi memang agak sulit untuk bertahan di tengah-tengah keadaan yang sudah 'tersistem' ini..suka bingung sendiri, gimana caranya… doakan saya!! 🙂

    Like

  9. Pemkot Jogja?Aih..temennya temenku donk..Ya mb, kita harus berani melawan 'tradisi' yg tdk sesuai dgn hati nurani. Tradisi buruk tdk perlu dilestarikan…

    Like

  10. Wah salut mba ana top, jujur dan bersih :)coba ya mba, semua aparat kaya mba, sama sekali ga kepikiran nerima uang tilep kaya gitu.Btw, seneng liat template barunya 🙂

    Like

  11. Sikap kayak Mbak ini yang saya suka dan harapkan. Pernah saya meminta surat rekomendasi ke sebuah instansi pemerintah, katanya butuh waktu tiga hari. Tiga hari saya datang lagi ternyata belum jadi.Trus datang seorang oknum katanya kalau kepengen cepat harus ngasih 50 ribu.Aduuuuh, busyet, deh. Mereka digaji kan untuk melayani. Kok masih minta tambahan, sih?

    Like

  12. ya emang kaya gitulah bangsa kita mbak…walaupun gak smuanya ya…aku juga sering ngecapin SPPD,,,tapi orangnya nggak ada…btw,,,wah,,rumahnya baru niy…

    Like

  13. Mba Anna kadang mereka seperti itu karena cara berfikir mereka juga seperti itu, dikiranya sama, saya kadang juga kesulitan ketika bekerja dengan instansi lain yang masih menggunakan "logika" seperti itu. Padahal kita kan sudah nggak seperti itu

    Like

  14. jadi orang jujur di lingkungan serba korupsi ini pasti akan jadi menyolok,tapi biar bagaimanapun sebuah intan pasti beda dengan pasir yg berserakan. tetap konsisten ya dengan kejujuranmu,insya Allah akan jadi pelindung terhadap murka Allah kelak:)

    Like

  15. Yang penting kamu tidak kehilangan warnamu..mudah2an kedepan budaya birokrasi kita makin baik.hidup jogja.

    Like

  16. barusan aja malah ada daerah lain, datang cuma sekadar minta tanda tangan di Surat Perjalanan Daerah, padahal gak berkunjung ke sini.. mereka ke sini cuma jalan-jalan… *doh!!*

    Like

  17. Nah, itu kenapa susah sekali memberantas korupsi.. Kebiasaan-kebiasaan yang sudah mentradisi memang sulit untuk dibinasakan begitu saja.. Akibatnya? Malah nggak enak kalo nggak dilaksanakan… Duh, piye tho iki…

    Like

  18. Hmm….Sesuatu yg terlanjur mendarah daging memang susah dihilangkan…kalau yang bersangkutan tidak berinisiatif menghilangkannya sendiri.Mungkin…, ramainya pembicaraan masalah gratifikasi ini justru memicu bbrp pihak dan individu utk lebih terbuka melakukannya…Sedih…

    Like

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s