Gong Xi Fa Cai

Hari ini tepat bertepatan dengan tahun baru China atau imlek. Udah dari beberapa hari yang lalu, di kawasan pertokoan atau di pecinan, nuansa merah mendominasi. Dulu jaman Orde Baru, mana mungkin ya suasana ini kita rasain.

Ngomongin Imlek, saya sih keingetnya langsung ke ACFTA (Asean China Free Trade Agreement). Di mana perdagangan bebas antara negera Asean dengan China diberlakukan.

Yang saya pahami diberlakukannya ACFTA adalah bakal banyak barang dari China membanjiri pasaran. Dari mulai kain di pasar, pernak-pernik semacam jepit rambut, peniti, hape China, dan lain sebagainya, dengan harga yang murah meriah. China kan emang dikenal dengan upah buruh paling murah dunia, karena populasinya yang luar biasa besar. Yang kena dampak secara langsung adalah pengusaha, pedagang, dan pastinya buruh.

Terus terang, saya belum bisa membayangkan dampak langsung ACFTA terhadap kehidupan saya.. catet.. kehidupan saya… ๐Ÿ™‚ Tapi saya yakin hal itu akan berdampak kurang baik untuk perekonomian Indonesia secara makro.

Sepertinya telat ya, kalo ngomongin ACFTA sekarang? udah kejadian pula.. hehe.. Tapi yang telat nggak cuma saya kok.. hihi. Saya tau ACFTA baru pertengahan Desember 2009. Ketika media mulai ramai ngomongin itu.. baru deh disusul dengan berbagai demo buruh dan berbagai talkshow di TV menghadirkan para pejabat pusat pembuat kebijakan serta perwakilan usaha.

Kalo pejabat pusat sih bilangnya, agreement ini adalah warisan pemerintahan sebelumnya. Hohoho… kok gitu sih? Kepemimpinan lama atau baru, mestinya berkesinambungan dalam mengambil kebijakan.

Saya sempat search juga di internet tentang kesiapan di negara-negara Asean menghadapi hal ini. Rupanya sosialisasi ACFTA sudah mereka lakukan sejak 8 tahun yang lalu, dan berbagai kebijakan untuk menghadapinya juga sudah mulai dintensifkan sekitar 4 tahun terakhir.

Hm, atau karena waktu itu Indonesia barusan aja masuk ke era reformasi tapi kelupaan ato pura-pura lupa ama agreement yang disetujui pada masa pemerintahan setelah Orde Baru? Yah, mungkin karena saya orang awam, nggak nyampe otak saya mikir yang beginian.

Trus apa dong yang bisa saya lakukan sebagai masyarakat biasa ini? Jawabannya adalah..

cintailah produk-produk dalam negeri

Tapi miris nih, barusan saya cek netbook Asus saya ini ternyata manufacturing-nya di China.. ups! ๐Ÿ™‚

35 Comments

  1. yup, mencintai produksi dalam negeri adalah salah satu solusi terbaik menghadapi masalah ini. tapi susahnya… pejabat pejabat kita kok malah suka beli barang luar negri ya??

    contoh terbaru, Departemen kelautan dan perikanan kan baru saja beli kapal pesiar seharga 14 milyar dari perancis hanya untuk kapal pengawas terumbu karang. nah lho…
    padahal kapal buat ngawasin terumbu karang kan gak perlu yatch mewah kayak gitu. banyak kok kapal kapal keren buatan dalam negeri yang lebih PANTAS dipakai ngasawin terumbu karang kita…

    duuuh….
    .-= Elsaยดs last blog ..10 Buku Bagus =-.

    Like

  2. pernah denger tentang “Indonesia Tinggal Landas”? itu cerita jaman Orba .. setelahnya emang kejadian Indonesia Tinggal Kandas… so sekarang butuh tangan2 yang berkarya demi masa depan Indonesia ๐Ÿ˜‰

    maaf’s nyelonong tanpa kenalan dulu (salam kenal) ๐Ÿ˜‰
    .-= Pejuang Kata´s last blog ..Islam Uber Alles =-.

    Like

  3. Di mana-mana produk Cina memang membanjir….
    kalau produk lokal (Indonesia) udah bagus, pasti orang akan milih buatan negri sendiri deh… sayangnya masih banyak juga yang masih gengsi pakai barang produk lokal ini…

    salam, jeng…

    Like

  4. dan seperti biasa negara ini akan makin tertingggal … karena yang punya modal mending jadi distributor daripada produsen hehehe

    salam ah

    Like

  5. iya nih,hape cina aja udah menyerbu masuk gila2an,liat aja tuh hape2 2 in 1 yg baru2 dan murah2,serta BB wannabe itu hihihi…

    anyway saya sih walaupun masih ada darah cinanya tidak ikut merayakan imlek,hehehe…

    Like

  6. Hehe..
    betul, betul..
    Cintailah produk-produk dalam negeri…

    Biar kata George Clooney ganteng, tetap cintailah produk dalam negeri.. hihihihii

    Like

  7. untuk mencintai produk2 dalam negri terkadang susah..
    baru sekali dua kali pake, eh udah rusak..
    makanya orang lebih cenderung pake produk luar..
    masalah kesehatan juga, banyak orang berduit lebih milih untuk cek ini itu di RS luar..
    menurutku, ACFTA ini bukan ancaman buat Indonesia, tapi bisa jadi pecut untuk memperbaiki kualitas SDM dan outputnya..

    salam kenal ya mba..
    perdana berkunjung disini.. ^^

    Like

  8. Uhuy, baru nyadar, ternyata url-nya baru hehe ^_^

    Mba anna, aku setuju sama sarannya, emang cuma itu yg bisa kita lakuin. Emang sih barang2 dari cina murah, tapi banyak juga yg kualitasnya ga bagus, karena mereka emang menekankan ke harga yg murah biar laku di pasaran. Padahal lebih banyak barang kita yg lebih berkualitas.

    Like

  9. China bisa menguasai barangยฒ di dunia itu karena mereka lebih berani dan siap bertarung, bagaimana dengan negeri kita??? jawabannya ada di fikiran kita masingยฒ hihihi..
    sepertinya kunjungan pertama saya kesini, salam kenal.

    Like

  10. saya fikir kalo Indonesia memang benarยฒ siap dengan adanya ACFTA, kemungkinan dampak negatif terhadap perekonomian negeri ini tidak terlalu signifikan. Tapi memang benar, nampaknya Indonesia sebenarnya memang belum siap, mungkin kita sebagai rakyat setidaknya bisa sedikit membantu denga gerakan mencintai produk dalam negeri yg murah dan berkualitas.. catet murah dan berkualitas hehehe ๐Ÿ˜ฆ

    salam, ^_^

    Like

  11. habis product cina murah banget jeung ๐Ÿ˜€
    tapi aku setuju bahwa produk dalam negri gak kalah kok dengan produk luar walaupun itu cina…

    jadi inget batik yg di produksi secara massal di cina ake print2an itu loh ckckckc….

    Like

Leave a comment