Bukan Spoiler

Selamat hari Sabtu semuanya…

Apa kabarnya hari ini? Kalo saya mengisi weekend ini dengan menyalurkan hobby nonton film lama yang udah berkali-kali saya tonton tapi nggak bosen juga.

Forrest Gump. Film keluaran tahun 1994, yang dibintangi aktor favorit saya, Tom Hanks. Tapi tenang.. saya gak bakalan nulis spoiler di sini. Secara film ini udah lama dan pastinya banyak yang udah nonton.

Yang jelas, film ini punya ‘keterikatan’ khusus buat saya. Kenapa? Film ini rilis saat saya tengah jadi abege, kelas 2 SMP, udah ngerti nonton film di bioskop. Saat itu, di Jogja ada bioskop Empire 21 yang akhirnya kebakaran, dan lokasinya sekarang dipake XXI.

Dan yang paling mengesankan adalah saya nonton sendirian, naik bus jalur 7, dari jalan depan komplek saya di Ambarrukmo, berhenti tepat di depan bioskop. Kayaknya ortu juga gak tau tuh kalo anak gadisnya nonton film sendirian. 🙂

Jadi film ini semacam sarana pembuktian saya kepada dunia, bahwa saat itu saya udah gede dan bisa melakukan sesuatu tanpa orang lain. Maklum sebagai anak bungsu, rada susah saya bisa pergi sendirian saat itu. Selalu ada kakak cowok yang dikasih tugas ama ortu nganter kemana-mana.

Namun, isi film ini pun juga selalu melekat di hati saya. Seorang Forrest Gump yang punya IQ jauh di bawah rata-rata selalu bilang, life is like a box of chocolates, you never know what you’re gonna get. Sekotak coklat yang punya berbagai macam isian, ada stroberi, keju, vanilla, dan sebagainya. Dan benar saja, kita nggak pernah tau mau dapet coklat isi apa.

Walaupun Forrest nggak pernah tau apa yang akan dia hadapi dalam hidupnya, tapi dengan keluguannya, justru dia mampu melihat sisi positif dan sisi terang dari setiap kejadian yang ia alami. Sehingga walopun punya keterbatasan IQ dia tetap bisa sukses jadi pribadi yang baik, dan bonusnya sukses secara materi.

Seperti halnya hidup kita juga kan, nggak pernah tau apa yang terjadi.. tapi segala sesuatu pasti punya sisi baik. Dibalik kesulitan ada kemudahan, dibalik kesusahan ada kebahagiaan.

Balik lagi soal keterikatan saya dengan film ini.

Walopun saat pertama kali nonton film ini, saya belum bisa memahami nilai yang terkandung secara utuh. Tapi hal sederhana yang bisa saya dapet waktu itu adalah.. tidak hanya orang pintar yang bisa berhasil. Dan saya pun yang tidak termasuk murid pintar saat itu, tentunya bisa berhasil suatu saat.