Laporan Minggu Ini : Laparoskopi

Sebelumnya, mumpung masih di awal-awal bulan Ramadhan.. dengan segala kerendahan hati memohon maaf lahir dan batin kepada sobat blogger semua. Pasti ada salah kata yang tidak berkenan dari saya. Sekalian mengucapkan selamt menunaikan ibadah puasa. Semoga Ramadhan tahun ini dapat kita jalani dengan lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya. Dan amal ibadah kita diterima oleh Allah SWT. Amin…. 🙂

Oke, selama hampir 1 minggu lebih saya nggak online, tentunya jadi banyak ketinggalan apdet-an dari sobat blogger semua. Maap yaa.. Seperti halnya kalo kerja, nggak muncul sehari aja harus ada laporan ke kantor kenapa nggak muncul.

Nah, sebagai blogger, saya pun merasa punya kewajiban untuk membuat laporan, kenapa selama 1 minggu ini nggak online. Nggak wajib sih, tapi merasa aja.. hehe.. 🙂

Yang terjadi adalah saya masuk rumah sakit 😦

Nggak ada yang nanya biarin..

Iya nih, saya 3 hari masuk rumah sakit. Senin, 2 Agustus sampe Rabu 4 Agustus. Trus dilanjut cuti 1 minggu. Di rumah juga tetep males online tuh..

Lho sakit apa?

Sebenernya bukan sakit sih, tapi emang harus ada tindakan medis yang harus diambil dokter pada saya. Yaitu mengambil kista di indung telur saya. Tepatnya 1 di kanan (lumayan gede) dan 2 di kiri (kecil-kecil). Sekalian membersihkan endometriosis-nya. Sebenernya sejak keguguran akhir tahun kemaren, dokternya udah menyarankan.. tapi masih mikir-mikir dulu.. takut.. 😐 Plus, kalo lagi ‘dapet’, hadduhh… udah nggak bisa ngapa2in lagi. Malah pernah sampe pingsan.

Oh ya, Endometriosis itu apa?

Sebelumnya harus kenal dulu dengan Endometrium, yaitu jaringan dalam rahim yang menebal untuk menempel janin. Kalo gak terjadi kehamilan, jaringan itu akan meluruh menjadi menstruasi. Nah, untuk kasus saya, endometrium tidak hanya tumbuh di rahim, tapi juga di luar rahim. Disebut endometriosis. Sampe-sampe terjadi perlengketan dengan usus. Ngeri euy..

Trus, perutnya dibuka gitu?

Nggak kok, tim dokter RSUP Dr. Sardjito Jogja pake Laparoskopi sebuah metode yang meminimalisir sayatan pada tubuh pasien. Untuk saya, ini kali yang kedua, setelah tahun 2006.

Jadi perut saya ‘dilubangi’ 4 titik. 1 untuk kamera, 2 untuk alat-alatnya (penjepit, gunting, dsb), dan 1 untuk memompa udara dalam rongga perut agar alat-alat bergerak lebih leluasa. Mau lebih jelas, klik di sini aja.

Dan pastinya, operasi yang berlangsung 2,5 jam ini bagaikan live show buat suami, ibu, dan budhe saya. Karena di ruang terpisah, suami dan keluarga bisa melihat secara langsung proses Laparoskopi melalui layar. Sekaligus sesekali dokter juga berkomunikasi dengan suami.

ini dia, foto saat dokter misahin perlengketan rahim saya dengan usus.

Bahkan rekamannya dalam bentuk disc juga sudah ada, boleh dibawa pulang. *kebayang gimana ngliat isi perut sendiri*

Mungkin karena perut nggak dibuka besar, pemulihan juga cepet. Keesokan hari setelah operasi, saya udah boleh duduk dan siangnya juga boleh pulang. Udah sempat kontrol ke dokter, sementara baru 2 perban yang dibuka. Sisanya belum karena luka belum kering.

Dan hari ini, adalah hari pertama saya masuk kerja lagi. Cuma setengah hari 😐 Sampe di rumah saya rebahan bentar, trus kerja lagi. Karena ada kerjaan kantor yang saya bawa pulang.. dan begitu selesai saya kirim ke boss saya via email.

Saya berharap, semoga Senin besok, saya udah bener2 fit dan perbannya udah dibuka semua.. merana nih, mandinya nggak bisa jebar-jebur… hehe.

Dan seperti pantun saya sebelumnya :

ada batu menghalang jalan
membuat laju jadi tertahan
jangan berhenti berusaha dan berdoa
lakukan saja dengan Lillahi Ta’ala

Ini bagian dari ikhtiar yang dilakukan dengan Lillahi Ta’ala.. karena hasilnya pasti yang terbaik. Karena Allah selalu berikan yang terbaik untuk kita 🙂 Amin ya robbal alamin.

PS. Wedew.. panjang juga postingan kali ini 🙂 dan makasih buat my lovely hubby dan bapak-ibu yang selama seminggu terakhir *sampe sekarang ding..* jadi ikutan repot di rumah.