Rejeki itu apa sih?

Udah sebulan lebih saya gak bikin postingan atau sekadar nengokin blog saya inih. Maaf ya teman yang udah bolak-balik ke sini, tapi belum nambah-nambah apapun. πŸ™‚

Mumpung masih dalam suasana lebaran, kepada bloggers yang sering main ke sini, ataupun silent reader yang setia berkunjung ke sini, saya mohon maaf lahir dan batin, karena bisa jadi tulisan atau komen saya nggak ngenakin hati kalian… maapkeun *salim satu-satu*

Eniwei, udah dari awal Juli saya nggak posting apa2. Padahal selama bulan puasa dan lebaran ini saya punya banyak cerita. Salah satunya akan saya tulis di sini.

Selama puasa dan lebaran, tentunya banyak siraman rohani yang kita dapetin, baik pas acara buka puasa, kultum setelah sholat subuh, pas tarawih, bahkan di tivi-tivi. Bisa jadi temen2 yang gak puasa pun juga denger sesekali ceramah di bulan puasa kemaren.

Nah, dari sekian banyak ceramah yang saya denger.. ada 1 yang pengen saya share di sini. Menurut saya sih ngena ke semua orang. Gak cuma yang muslim aja. Bahasannya sederhana tapi mendalam, yaitu REJEKI.

Kita mulai ya.. dimulai dari jenis-jenis rejeki. Terdiri dari 3 jenis, yaitu

1. Dhohir

yaitu yang bersifat lahiriah atau keliatan oleh mata. Misalnya rumah, baju, harta benda. Bahkan gadget-gadget yang kita pake itu termasuk rejeki yang bersifat dhohir. πŸ™‚

2. Abstrak

yaitu rejeki yang nggak kasat mata alias gak keliatan tapi bisa kita rasakan. Batiniah. Misalnya ketrentraman, ilmu pengetahuan, kesehatan, atau berbagai kesempatan yang kita dapat. Mungkin kamu bisa tambahin lagi? πŸ™‚

3. Pertolongan Allah

Nah, jenis rejeki yang satu ini.. saya juga baru tahu. Contoh rejeki jenis ini adalah diselamatkan dari musibah (gempa, wabah penyakit, kecelakaan, dll). Termasuk diberikan rasa aman atau dihilangkannya rasa takut dan khawatir dalam diri kita. Ternyata itu juga termasuk dari rejeki, lho..

 

Masih kata Pak Ustadz pengisi kultum buka puasa kala itu, hakikat rejeki sebenarnya sudah ditetapkan Allah sejak dalam kandungan. Kelahiran, jodoh, kematian.. rejeki adalah hak prerogatif Tuhan. Sehingga gak seorang pun tau, apa yang bakal dia dapat.

Namun, banyak yang salah kaprah..menganggap bahwa apapun yang kita lakukan berarti gak ngaruh dong.. kan udah ditetapkan sejak dalam kandungan? Itu salah banget. Karena Tuhan punya mekanisme dalam pemberian rejeki kepada manusia.

Mekanisme pemberian rejeki itu 2, apa itu?

1. Tanpa diminta pun, Allah akan berikan rejeki.

Sadarkah kita, bahwa ternyata Allah banyak memberi rejeki yang tidak pernah kita minta… tapi dikasih begitu aja? Sampai-sampai kita seringkali lupa dan gak sadar.. lupa aja mensyukurinya. Pernahkah kita minta diberi tangan dan kaki? tahu-tahu ada sejak lahir kita udah punya tangan dan kaki yang bisa dipake aktivitas. Tau-tau aja kita punya mata, mulut, hidung, orang tua yang ngurusin kita, oksigen yang bisa kita hirup…

Masya Allah ternyata Tuhan itu udah ngasih hal paling dasar yang bisa kita miliki TANPA KITA MINTA! Baik banget gak tuh Allah? πŸ™‚

2. Rejeki yang diberikan tergantung dari upaya manusia.

Banyak rejeki yang sudah tersedia untuk manusia, tapi manusia harus berusaha. Misalnya, Tuhan udah sediakan kekayaan di dalam bumi maupun di lautan.. nah untuk mendapatkan manfaatnya tentu saja manusia harus berupaya, menggali, memproses, mengelola, hingga bisa dimanfaatkan oleh banyak orang.

Seperti halnya ilmu, orang pun kalo mau dapet rejeki ilmu ya harus belajar.. pepatah kuno bilang “tuntutlah ilmu sampe ke negeri China” ya kan?

Mau kaya? ya kerja keras.. masalah ada yang kaya tapi lewat korupsi.. ya itu bukan rejeki lho.. beda!

 

Nah, sekarang coba hitung rejeki yang udah kita punya..ternyata udah banyak. Banyaknya aja pake banget kan? Alhamdulillah. Tapi apakah udah cukup barokah, mendatangkan manfaat buat kita dan orang sekitar? Masih kata pak ustadz, ada kiat-kiat agar rejeki kesehatan, ketentraman, kekayaan, ilmu yang kita punya jadi berkah.

1. Bersyukur.

Ya, kalo diucapkan sih gampang aja. Yang tau apakah kita sudah benar-benar mensyukuri segala rejeki yang kita punya, baik kelebihan maupun kekurangan.. ya diri kita sendiri. Insya allah udah, ya? Amin.

2. Memperbaiki ibadah.

Setiap kita punya kewajiban dalam ibadah, agama apapun. Apakah kita sudah cukup baik dalam beribadah? Hanya diri kita saja yang tau. Perbaikan ibadah boleh saja dilakukan sedikit demi sedikit, tapi kontinyu dan konsisten. Saya sendiri pun juga masih jauuuuuuh dari sempurna. Bismillah ya.. semoga kita semua istiqomah memperbaiki ibadah kita masing-masing.

3. Ukhuwah.

Ya kalo diartikan secara mudah adalah persaudaraan. Baik yang ada hubungan darah / kekerabatan, tapi juga gak harus ada hubungan darah.. bahkan ada yang bilang saudara terdekat adalah tetangga πŸ™‚

Ukhuwah juga sering dihubungkan dengan silaturahmi, antar saudara, tetangga, teman.

4. Bersedekah.

Harta yang kita punya tidak akan kita bawa mati, tapi taukah teman.. ternyata bisa juga lho mati bawa harta benda.. yaitu harta benda yang kita sedekahkan. Justru harta benda yang nggak kita konsumsi sendiri πŸ™‚ Insya allah bakal mempermudah kehidupan kita di “sana”.

***

Kira-kira itu tentang rejeki.. dan tujuan kita adalah mendapatkan rejeki yang luas dari Tuhan. Kenapa saya pilih kata ‘mempeluas’ bukan ‘memperbanyak’? Karena yang kita butuhkan memang bukan harta yang banyak, tapi harta yang mencukupi. Bisa jadi kuantitasnya kecil, tapi bisa mencukupi kebutuhan kita… banyak tapi kalo kita gak pernah puas, nggak cukup juga kan?

Semoga rejeki yang kita punya senantiasa luas dan penuh berkah manfaat untuk kita maupun orang-orang di sekitar kita.. Amin πŸ˜€

PS. Ohya, apapun yang saya sampekan di sini tidak menunjukkan bahwa saya lebih baik dari temen2 semua. Hanya meneruskan sesuatu yang baik kepada yang lain. Kalopun ada yang perlu dikoreksi, saya terima dengan senang hati. πŸ™‚

8 Comments

  1. minal aidzin wal faidzin juga ya mba anna, mohon maaf lahir batin kalau ada kesalahan baik yang disengaja ataupun tidak.
    Makasih banyak mba udah sharing tentang rejeki, semoga kita termasuk golongan yang selalu bersyukur ya mba

    Like

  2. Ini sebuah paparan yang simple tetapi sangat mengena sekali …

    Manusia harus berusaha …
    Allah yang menentukan …

    Dan yang namanya Rejeki selalu datang dari mana saja … dalam bentuk apa saja …

    Salam saya Mbak Anna
    Mohon Maaf Lahir Batin

    Like

  3. gua setuju ama semua yang lu tulis ini na…

    jadi emang kita sebagai manusia ini suka gak ada puasnya, kurang bersyukur dan take it for granted.

    sekarang gua lagi mencoba (keras) untuk merubah pola pikir. emang yang penting bukan quantity (karena toh gak akan pernah berasa cukup), tapi yang penting quality (happiness is the goal).

    Like

  4. betul mba Anna, cuma manusia seringnya kan lupa. udah dikasih sehat tapi blom dikasih duit, berasanya blom dikasih rejeki aja hehehe

    met idulfitri ya mbak, maafkan khilaf saya selama kita sering bertukar kata ya πŸ˜‰

    Like

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s