Liburan Three in One

Emang cuman joki aja yang bisa three in one?

Liburan pun bisa three in one. Tiga keseruan dalam satu lokasi. Tiga keasyikan di satu hari.

Sabtu, 17 Mei 2014 lalu saya dan mas Nug jalan-jalan ke Gunung Kidul. Tepatnya di Gua Pindul, Sungai Oya, dan Gua Sriti. Ternyata ketiga obyek wisata itu berada di lokasi yang berdekatan. Jadi bisa langsung dikunjungi dalam satu waktu. Akhirnya kesampean juga saya ke sana, padahal nggak jauh dari Jogja.

Bisa dibilang jalan-jalan kali ini tanpa banyak persiapan dan rencana, kepikiran aja sehari sebelumnya.

Kami berangkat dari rumah sekitar jam 8 pagi, sampe lokasi jam 9 lebih. Perjalanan lebih dari 1 jam ini pasti akan lebih singkat kalo kami berdua nggak banyak berhenti untuk nanya sana-sini tentang arah menuju obyek wisata Gua Pindul. Ohya, dari sejak tanjakan naik ke Gunung Kidul, sudah banyak penunjuk infomasi Gua Pindul. Lewati saja, nanyanya kalo sudah sampe Kota Wonosari, nanya sama Pak Polisi ajah.

Mendekati Gua Pindul, banyak juga yang menawarkan jasa penunjuk jalan.. nah kalo ini gapapa. Gratis kok. Mereka nanti dapet tip dari pengelola Gua Pindul. Jadi bisa minta tolong mereka untuk nganter sampe ke Sekretariat Pengelola Obyek Wisata.

Kami langsung disambut oleh seorang pengelola yang menawarkan 3 paket wisata. Yaitu Cave Tubing di Gua Pindul, Body Rafting/River Tubing di Sungai Oya, dan penelurusan di Gua Sriti. Saya dan mas Nug milih 2 yang pertama. Biayanya Rp.80.000,-/orang. Fasilitasnya adalah 1 orang pemandu, jaket pelampung, dan sepatu karet. Jadi, biarpun kami cuma berdua tetep ada pemandu yang menemani. Ada juga jasa dokumentasi kalo gak mau ribet bawa kamera atau gadget, daripada basah kan ya. Bayar Rp.100.000,-/obyek wisata dengan unlimited jumlah foto.

 

Obyek wisata #1 : Cave Tubing di Gua Pindul

Lokasi pertama adalah Gua Pindul. Pengunjung yang sudah siap dengan pelampung dan sepatu karet diangkut dengan mobil pickup. Lokasinya tidak jauh dari Kantor Sekretariat Pengelola.

Menurut pemandu, Gua Pindul dibuka sebagai obyek wisata sejak tahun 2010. Tadinya gua ini digunakan untuk budidaya sarang burung walet, tapi sekarang ini lebih ramai untuk tempat wisata. Sejak saat itu perekonomian warga sekitar semakin membaik. Saat ini obyek wisata dikelola bersama oleh masyarakat tanpa campur tangan pemerintah daerah.

Kami berdua cukup beruntung karena datang tidak terlalu siang, sehingga nggak perlu mengantri ketika akan masuk Gua Pindul. Kenapa harus mengantri? Karena di dalam gua, ada celah sempit yang hanya bisa dilalui oleh satu orang saja. Jadi, mau nggak mau harus bergantian.

Gua-Pindul-entrance-1
Di area persiapan memasuki Gua Pindul.
Gua-Pindul-entrance-2
Pintu masuk Gua Pindul. Saat musim hujan tiba, ketinggian air bisa sampai ke beton yang melintang, sehingga gua sementara ditutup demi keamanan pengunjung.

Di dalam gua, sambil duduk di atas ban, kita disuguhi pemandangan stalaktit dan stalakmit yang luar biasa indah.

Stalaktit adalah batuan yang menggantung di atas gua, terbentuk di daerah berkapur. Sering juga disebut batu menetes karena memang ada air yang menetes. Air itu memiliki kandungan tertentu yang jika bersinggungan dengan udara dapat membentuk endapan. Pemandu juga bilang, bahwa stalaktit di Gua Pindul umumnya masih aktif, alias masih bertambah panjang. Setiap 1 milimeter memerlukan waktu sekitar 10 tahun. Subhanallah. Berarti sudah berapa ribu bahkan juta tahun ya stalaktit yang terbentuk di Gua Pindul?

Stalakmit adalah batuan yang terbentuk dari dasar gua. Hampir sama dengan stalaktit, batuan ini juga terbentuk dari tetesan air dari langit-langit gua yang lama-kelamaan membentuk endapan.

Ada beberapa stalaktit dan stalakmit yang akhirnya bertemu di tengah dan membentuk seperti tiang.

Gua-Pindul-Kolase-1
(dari kiri atas, sesuai arah jarum jam) a. Suasana di dalam gua. Seandainya nggak ada lampu dari pemandu, bener-bener gelap loh. b. Stalaktit yang cukup besar. c. Stalaktit dan Stalakmit yang bertemu de tengah, membentuk seperti tiang. d. Kelelawar yang sedang beristirahat di langit-langit gua.
Gua-Pindul-Kolase-2
Menikmati cahaya yang masuk dari langit-langit Gua Pindul.

Selama di dalam gua pemandu bercerita banyak hal, tentang gua dan berbagai mitos yang ada. Ada batu perkasa, yang katanya jika dipegang oleh laki-laki bisa menambah keperkasaan. Ada juga batu tetes yang dipercaya jika perempuan kena tetesan airnya, bisa bikin awet muda. Hahaha. Ada-aja aja ya. 🙂

Ohya, kedalaman air adalah 7-11 meter, tapi selama pake pelampung dan gak terlalu banyak gerak selama di atas ban.. inshaa Allah aman. 🙂

Perjalanan di dalam gua memakan waktu sekitar 40 menit.

Gua-Pindul-exit
Pintu keluar dari Gua Pindul.

 

Obyek Wisata #2 : River Tubing di Sungai Oya

Berpindah dengan mobil pickup, kami menuju ke obyek kedua yaitu Sungai Oya. Sungai ini memiliki kedalaman beragam, 1,5 meter hingga 12 meter. Banyak ceruk di dasar sungai, sehingga demi keselamatan jaket pelampung harus selalu dipakai.

Arus deras hanya saat di titik pemberangkatan saja, banyak batuan besar di titik itu. Ban saya sempat menambrak dan pantat saya terantuk batu, alhasil sampe tulisan ini diposting, pantat kanan saya masih njarem alias membiru 😀 Selebihnya, kita menyusuri dengan santai menikmati pemandangan.

Trus, apa sih asyiknya menyusuri sungai ini? Kalo menurut saya, menikmati pemandangan batuan di sisi kiri kanan sungai. Hasil bentukan selama ribuan bahkan jutaan tahun.

Sungai-Oya
Tidak jauh dari titik pemberangkatan ada batuan yang membuat aliran air menjadi cukup bergelombang.
Sungai-Oya-2
Menyusuri Sungai Oya, menikmati pemandangan batuan di sisi kanan dan kiri sungai, hasil bentukan ribuan bahkan jutaan tahun. Saat musim hujan tiba, ketinggian air bisa mencapai batas atas dinding batu.

Sampailah kami pada titik pemberhentian pertama, yaitu tantangan untuk siapa saja yang berani meloncat dari ketinggian 4 meter dan 8 meter. Saya? Antara takut tapi penasaran, akhirnya loncat dari ketinggian 4 meter saja. Entah ini perasaan saya saja atau bukan, ketika meloncat dunia serasa berhenti sesaat. Hahaha. Beneran loh.. walaupun cuman berapa detik, terasa lama. Setelah loncat kami bermain di air terjun sebentar dan berenang menuju titik pemberhentian kedua.

Sungai-Oya---loncat
Abaikan wajah kami yang ketakutan ya.. antara takut dan penasaran kepengen loncat dari ketinggian 4 meter.
Air-Terjun-Sungai-Oya
Air Terjun di Sungai Oya.
Air-Terjun-Sungai-Oya2
Air Terjun di Sungai Oya

Perjalanan menyusuri Sungai Oya memakan waktu lebih dari 1 jam. Beruntung saat kami ke sana, matahari bersembunyi di balik awan, jadi nggak terlalu panas. Ada baiknya juga pake sunblock untuk melindungi kulit dari panas matahari.

 

Obyek Wisata #3 : Gua Sriti

Awalnya saya dan mas Nug nggak pengen ikut ke sini, tapi setelah selesai dari Sungai Oya.. kayaknya rugi banget kalo nggak sekalian. Apalagi nambahnya cuman Rp.30.000,-/orang.

Berbeda dengan penelusuran Gua Pindul, pengunjung harus berjalan kaki ketika menelusuri Gua Sriti. Air dalam gua ini terasa lebih dingin karena langsung dari sumber mata air alami. Kedalaman air bisa sampai 1,5 meter, padahal langit-langit gua tidak terlalu tinggi. Sehingga kadang kita harus menunduk bahkan berjalan jongkok. Di dalam gua benar-benar gelap, makanya beberapa pengunjung diberi lampu untuk dipasang di kepala sebagai penerangan. Di gua ini juga banyak stalaktit dan stalakmit.

Gua-Sriti2
Ketinggian air di dalam Gua Sriti kadang hingga setinggi dada, padahal langit-langit gua juga tidak terlalu tinggi. Stalaktit dan Stalakmit cukup banyak di gua ini.
Gua-Sriti
Gua Sriti, Gunung Kidul.

Penelusuran Gua Sriti memakan waktu tidak terlalu lama, yaitu sekitar 30 menit. Selain airnya dingin, dinding dan dasar gua cukup licin.. jadi harus hati-hati dan tetap konsentrasi.

***

Selesai sudah liburan three in one di Gunung Kidul. Kami selesai sekitar jam 1 siang, langsung mandi dan sholat Dhuhur. Jadi, bener-bener selesai dan siap kembali pulang ke Jogja kira-kira jam 2 siang. Overall puas banget dengan pelayanan dari pengelola obyek wisata. Apalagi didampingi pemandu yaitu Mas Bejo yang luar biasa ramah dan membantu, plus mas Sapto sang fotografer yang siap memotret kami berdua dari segala sisi dan berbagai aktivitas.

pemandu-dan-fotografer-gua-pindul
Kiri : Bersama Mas Bejo, Sang Pemandu. Kanan : Bersama Mas Sapto, Sang Fotografer.

Jadi kalo total biaya berapa sih yang kami berdua keluarkan? Untuk biaya masuk ke tiga obyek yaitu Gua Pindul, Sungai Oya, dan Gua Sriti adalah Rp.110.000,-/orang. Biaya dokumentasi untuk tiga tempat Rp.280.000,-. Jadi total untuk kami berdua adalah Rp.500.000,-. Nah, kalo rame-rame, biaya dokumentasi bisa ditanggung bareng-bareng kan? Atau mau bawa kamera sendiri? bisa juga, cuman resiko basah dan rusak tanggung sendiri loh ya 🙂 Biaya belum termasuk makan yah.

Sebagai penutup ada sedikit tips dari saya :

  1. Harus reservasi dulu nggak? Langsung datang aja juga bisa.
  2. Datang pagi ke lokasi. Kalo bisa jam 8 udah start, supaya nggak terlalu rame dan panas.
  3. Sarapan yang cukup, soalnya lumayan capek juga sih.
  4. Selama aktivitas pake kaos dan celana panjang, untuk melindungi dari sinar matahari dan batu-batuan di obyek wisata.
  5. Mau pake sunblock juga oke.
  6. Ga perlu pusing soal alas kaki. Udah disediain sepatu karet anti selip dari pengelola.
  7. Bawa baju ganti lengkap dari atas sampe bawah, dari dalem sampe luar.
  8. Bawa alat mandi, minimal handuk plus sabun cair, plus shampoo juga oke. Plus tas plastik buat baju yang basah.
  9. Bawa mukena buat yang muslimah. Tempat sholatnya bersih kok.
  10. Selama aktivitas ga usah bawa macem-macem, semua barang dititipkan di loker. Berdasarkan pengalaman, alhamdulillah aman.
  11. Aman gak buat anak-anak? Kalo menurut saya, obyek 1 dan 2, cukup aman buat anak-anak. Bahkan menurut Mas Bejo, pemandu saya.. dia pernah memandu anak-anak usia batita untuk tubing di Gua Pindul. Tetangga saya aja juga pernah ngajakin anaknya usia 5 tahun untuk body rafting di Sungai Oya. Tapi kalo yang Gua Sriti mendingan gak usah.
  12. Apalagi ya… ajak temen kantor, tetangga, sodara, pokoknya rame dah! 🙂

Sedikit update, ternyata ada obyek wisata yang baru selain 3 yang udah saya kunjungi. Yaitu off road di Gunung Kidul. Kapan-kapan saya mau juga ah..

off-road-gunung-kidul
Kapan-kapan perlu nih ikutan off road di Gunung Kidul.

 

7 Comments

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s