Umroh #9 : Masjidil Haram

Hampir 2 minggu cerita saya terputus ya. Banyak hal yang harus dikerjakan, sampai belum sempat menyelesaikan tulisan berseri ini. Baiklah, untuk tulisan bagian ke-9 ini, saya akan bercerita tentang Masjidil Haram.

Rabu, 8 April 2015.

Pagi dini hari, sekitar pukul 02.00 WAS rangkaian ibadah umroh kami telah usai. Meskipun lelah, hati kamu bahagia dan lega. Kemudian kami pulang ke hotel untuk beristirahat sebentar, karena sebentar lagi waktu Subuh akan tiba.

Hari itu kami tak punya banyak agenda. Bahkan kami punya dua hari full tanpa agenda, yaitu Rabu, 8 April dan Jumat, 10 April 2015. Pembimbing berpesan agar kami memperbanyak ibadah di Masjidil Haram. Salah satunya adalah Thawaf Sunnah.

Apa itu thawaf sunnah?

Seperti halnya thawaf dalam ibadah umroh yang saya tulis di postingan sebelumnya, mengelilingi kabah sebanyak 7 kali dimulai dari titik yang sama dan bacaan doa yang sama. Persis plek. Tapi kita ga perlu pake kain ihram lagi. Bisa pake baju biasa. Kalo muslimah sih ya seperti pakaian sehari-hari, tertutup semua kecuali wajah dan kedua belah tangan.

Kami mendapatkan dua hari bebas kegiatan selama di Makkah. Pilihan ada pada jamaah, mau banyak jalan-jalan belanja bisa, exploring Masjidil Haram juga bisa.

Kebetulan hotel kami dekat sekali dengan Zam-Zam Tower, sebuah mall dan hotel besar yang masuk ke pelataran Masjidil Haram. Tapi terus terang aja kami sama sekali nggak masuk sana. 🙂

Saya dan mas Nug juga jalan-jalan sih, tapi di dalam masjid. Blusukan, mencoba mencari pemandangan di sudut-sudut Masjidil Haram. Alhamdulillah nggak pake tersesat, padahal Masjidil Haram luasnya sungguh luar biasa, apalagi saat kami di sana sedang ada pembangunan perluasan. Banyak jalan ditutup sehingga harus muter. Tapi puas. Tapi memang, untuk menemukan jalan pulang, kami pasti ke Kabah dulu, sebagai pusat masjid, dan kami dapat melihat dari mana arah datangnya kami sebelumnya.

Seperti yang pernah saya tulis dalam postingan terdahulu, bahwa untuk bisa sholat wajib berjamaah di dalam Masjidil Haram, seorang jamaah harus datang paling tidak 1,5 – 2 jam sebelum adzan. Karena jumlah jamaah yang melimpah. Di sinilah fungsi polisi dan asykar. Mereka mengatur lalu lintas jamaah, mengoptimalkan setiap tempat sehingga tidak ada ruang kosong yang tidak terpakai.

Dari saling bercerita dengan saudara atau teman yang pernah berhaji atau umroh, perjuangan jamaah wanita lebih berat untuk mendapatkan tempat untuk sholat. Berdesak-desakan. Tapi tak mengapa, nikmati, syukuri, betapa berharganya kesempatan bisa sholat di Masjidil Haram.

Sebelum berangkat umroh, kami sudah mendengar bahwa Masjidil Haram sedang dibangun sehingga ruang gerak jamaah sedikit terbatasi. Kabarnya pembangunan akan selesai tahun 2018. Ya, tapi apakah juga harus menunggu tahun 2018 kalo sudah kepengen sekarang? Hehe.

Baiklah, saya kasih liat banyak foto-foto aja ya.

kabah-dan-crane

Dari foto di atas kita bisa lihat bahwa Kabah dikelilingi bangunan melingkar, yang disebut temporary ring. Ya, ring ini memang hanya sementara saja, bukan bangunan permanen. Ring ini terdiri dari 2 tingkat, lower dan upper temporary ring. Digunakan sebagai tambahan tempat bagi jamaah yang melakukan thawaf. Kenapa harus ditambah? karena sebagian tempat di lantai dasar harus ditutup karena adanya pembangunan. Rencananya, di atas Kabah akan dibangun atap yang bisa membuka dan menutup.

masjidilharam6

Panoramic view pelataran Masjidil Haram. dengan marmer putih tahan panasnya dan crane yang tampak bersaling-silang mengangkut bahan bangunan.

 

kabah2

Suasana thawaf di pagi hari. Sungguh, putaran manusia mengelilingi kabah hampir tidak pernah berhenti. Berhenti hanya saat tiba waktunya sholat wajib. Semua jamaah sholat menghadap Kabah sebagai kiblat.Tidak pernah sepi.  Salah satu stasiun televisi di Arab Saudi menayangkan 24 jam suasana dan kondisi di sekitar Kabah. Jadi benar adanya kalimat ini “People say New York is the city that never sleep, then they shall see Masjidil Haram”.

 

masjidilharam

Sama halnya di Masjid Nabawi, sembari menantikan waktu sholat yang berikutnya jamaah memperbanyak ibadah sunnah dengan berdzikir dan mengaji. Di dalam masjid juga disediakan banyak Al-Quran yang bisa dipinjam oleh jamaah.

 

masjidilharam2

masjidilharam3

Banyak lampu-lampu indah di sepanjang koridor di Masjidil Haram. Biarpun di atas dan banyak jumlahnya, lampu-lampu ini senantiasa bersih dan terawat. Selalu ada petugas kebersihan di hampir setiap sudut masjid. Kalo untuk membersihkan lampu atau kipas angin yang di atas, mereka menggunakan tangga beroda.

 

masjidilharam4

Pelataran Masjidil Haram dengan marmer putihnya. Saya sempat merasakan sholat di atas marmer ini ketika Sholat Jumat, saya dan seorang teman berangkat 1,5 jam sebelum adzan, tapi tetap saja tidak kebagian tempat. Di bawah terik matahari dan suhu yang mencapai 40 derajat celcius, marmer ini tetap terasa dingin. Jadi kaki tidak terasa terbakar.

Pelataran ini juga rutin dibersihkan, dalam foto di atas bisa dilihat tali pembatas berwarna merah dan sebuah traktor untuk mengepel lantai marmer.

masjidilharam5

Zamzam tower berdiri tegak di dekat komplek Masjidil Haram. Adanya tower ini cukup membantu bagi saya sebagai penunjuk arah, karena gerbang, pintu, koridor di masjid ini hampir sama semua. Selain dengan bantuan tower ini, saya dan mas Nug rajin menghapal nomer gerbang yang kami masuki.

 

perpus3

perpus2

perpus

Masjidil Haram juga memiliki sebuah perpustakaan di salah satu sisinya. Sayang saya lupa nama gerbang yang ada di dekatnya. Yang jelas tidak jauh dari pelataran Zamzam Tower. Perpustakaan ini menyediakan buku dengan berbagai bahasa, salah satunya adalah Indonesia.

Kenapa Bahasa Indonesia penting? Ya, karena jumlah jamaah dari Indonesia adalah yang terbesar, baik ketika musim haji atau umroh. Papan-papan penunjuk pun selalu ada bahasa Indonesianya. 🙂

 

buku

Masih soal bahasa Indonesia, di beberapa sudut dekat pintu masuk dan keluar ada sebuah konter buku. Petugas membagi-bagikan buku kepada jamaah secara gratis. Berbagai bahasa, tentu saja bahasa Indonesia menjadi salah satu versi yang mereka buat. Setiap ke masjid saya minta dua, sehingga bisa dapat banyak, hehe. Jadi oleh-oleh buat saudara dan teman di Indonesia. 🙂

 

Well, sebenernya fotonya masih banyak banget. Tidak hanya foto, tapi juga cerita di masing-masing foto. Tapi, segini aja udah cukup ya. Semoga teman-teman muslim dan muslimah diberikan kesempatan untuk datang ke Baitullah, untuk berhaji dan berumroh. Aamiin.

 

Baca juga tulisan lainnya :

Advertisement

15 Comments

  1. Wah … jadi nostalgia juga nih …
    Kami juga dulu Alhamdulillah mendapat akomodasi di sekitar menara jam yang terkenal itu.

    dan betul sekali … hal pertama yang kita lakukan adalah … menghafal “Gate” agar tidak tersesat …

    Salam saya Mbak Anna
    (9/6 : 2)

    Like

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s