Foldingbike vs Citybike

Lagi-lagi soal sepeda, gapapa ya? šŸ™‚

Di postingan ini saya pengen kasih perbandingan tentang dua sepeda yang saya pake, yaitu folding bike atau sepeda lipat (si kuning) dan city bike atau sepeda kota (si putih). Tulisan ini bakalan subyektif banget, karena yang saya bandingkan adalah khusus sepeda yang saya miliki, bukan jenis sepedanya secara umum. Hanya berdasar pada pengalaman pribadi semata.

Ohya, kedua sepeda ini lebih sering saya pake seputaran kota aja dengan range jarak 20-40Ā kilometer. Sering juga dipake untuk kendaraan ke kantor (bike to work). Kadang-kadang aja dibawa blusukan, naik dan turun.

Si Kuning

Si Kuning adalah sepeda lipat dari Polygon. Sering disebut Bike To Work edition. Sepeda ini termasuk DLT atau Dahon Licensed Technology. Roda berukuran 20 inch, 6 speed di belakang, fix gear di depan, fork ga pake suspensi.

Saya beli sepeda ini lewat Forum Jual Beli Kaskus awal tahun 2012. Sepeda second gitu, tapi alhamdulillah masih perform banget. Kelebihan dari sepeda ini adalah ringan, ringkas, dan enak dipake manuver karena roda yang kecil. Cocok banget buat sepedaan dalam kota,Ā bisa nyelip-nyelip di antara kendaraan lain saat jalanan padat.

Selain di jalanan datar perkotaan, si kuning juga bisaĀ unjuk kemampuan di tanjakan loh. Pernah saya bawa naik ke Candi Ratu Boko, walaupun campur dorong. Hehe. Kalo untuk tanjakan level perkotaan macam Jogja, dengan 6 speed udah mencukupi banget.

Saya yang memiliki tinggi 160 cm dan berat badan kurang lebih 47 kg, merasa pas dengan sepeda lipat ini yang mudah untuk dikuasai. Controlling-nya gampang. Ketika menghadapi situasi yang tidak terkira, misal harus berhenti mendadak, keseimbangan saya masih sangat baik.

Hanya saja, karena roda yang berukuran kecil membuat jumlah kayuhan jadi lebih banyak. Setang yang pendek (tidak lebar) kadang bikin goyang nggak steady. Trus karena dia gak pake suspensi, saat melewati jalan yang nggak mulus terasa banget getarannya.

Ohya, satu hal lagi yang saya suka dari sepeda lipat saya iniĀ adalah warna kuningnya. Looks great on camera. šŸ˜€

Si Putih

SiĀ putih adalah Sierra Deluxe Sport Edition keluaran dari Polygon. Sepeda kota tapi edisi sport, dengan ukuran frame 43, ukuran roda cukup besar yaitu 700x40c atau sekitar 27 inch, 3 speed di depan, 7 speed di belakang, dan suspensi di fork depan. Posisi setang juga bisa disetting ketinggiannya hingga menyerupai MTB.

Sepeda ini saya beli baru di toko pada awal tahun 2015. Kelebihan dari sepeda ini adalah stabil karena setang yang cukup lebar dan frame yang besar tapi ringan. Trus juga lebih yahud saatĀ diajak naik karena memiliki 21 speed. Pernah saya bawa ke Goa Selarong, Bantul dan ke Bukit Pathuk (walaupun nggak sampe puncak, karena heart beat saya udah ga karuan). Selain itu dengan roda yang cukup besar membuat jumlah kayuhan lebih irit. Kalo pake sepeda ini average pace saya pun juga lebih kecil.Ā Adanya suspensi mengurangi getaran di setangĀ ketika harus melalui jalanan yang tidak rata.

Saat mengendarai sepeda ini, terasa ‘antep’ atau gak gampang goyah. Terasa banget ketika diselip ama kendaraan bermotor berkecepatan tinggi, sepeda ini tetep anteng saat dikayuh. Nggak seperti si kuning kalo kena angin udah kayak goyang.

Tapi, tetep aja ada kekurangannya. Roda yang cukup besar membuat agak sulit bermanuver. Gak selincah si kuning. Sepeda ini pun relatif cukup besar untuk ukuran tubuh saya. Agak ketinggian kalo saya bilang, sehingga penguasaan saat harus berhenti mendadak agak kesulitan. Yang salah bukan sepedanya sih, sayanya aja yang kurang tinggi. Hehehe.

***

Kedua sepedaĀ memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, namun ada satu alasan yang membuat saya menjatuhkan pilihan pada sepeda lipat dan sepeda kota. Yaitu posisi berkendaranya yang tegak.

Posisi tegak terasa nyaman untuk saya yang beraliran gowes santai dan hore-hore seputar kota. Posisi tegak membuat punggung lurus dan tidak memberi beban untuk pundak dan lengan. TapiĀ kedua sepeda ini tetap bisa disetting ‘balap’ kok, dengan posisi setang lebih diturunkan sehingga punggung lebih membungkuk agar lebih enak kalo mau ngebut.

Kalo harusĀ merangking keduanya, rangkingĀ 1 diraihĀ Si Kuning dan Si Putih sebagai runner-up. Sekali lagi, ini pendapat subyektif loh.

Salam saya, penggemar gowes santai lagiĀ hore. šŸ™‚

3 Comments

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s