Hai semua!
Akhir minggu lalu (16-18 Oktober 2015) saya dan Mas Nug ikutan Jambore Sepeda Lipat Nasional V di Solo. Walaupun saya udah pake Si Kuning seli saya sejak tahun 2012, ini adalah keikutsertaan saya yang pertama di acara Jamselinas.
Sekitar bulan Agustus 2015 lalu saya udah dengar kabar adanya Jamselinas V di Solo. Mau daftar masih ragu-ragu, belum pernah kan. Daftar pun di hari terakhir, ngajakin suami yang nggak punya sepeda lipat. Alhamdulillah dapat pinjeman seli dari temen kantornya Mas Nug. Hehe. Makasih mbak Esti 🙂 Pendaftaran dan pembayaran dilakukan secara online.
Jumat, 16 Oktober 2015
Hari itu saya nggak libur, tetep masuk biasa. Sempat diajakin gowes Jogja-Solo oleh komunitas JogjaFoldingBike (JFB). Tapi jujur saja, saya masih keder alias nggak pede untuk gowes sejauh 60 km. Ditambah saya kurang tidur beberapa hari sebelumnya. Jadi dua seli masuk ke mobil Starlet. Alhamdulillah cukup. Kami berangkat kurang lebih jam 5 sore.
Setiba di D’Wangsa Hotel Anugrah Palace, Jalan Slamet Riyadi Solo, ratusan seliers atau lipaters udah bersiap untuk night ride menuju Warung Krupuk di Jalan Dokter Rajiman. Sudah tak sabar ingin segera bergabung.
Saya segera registrasi ke panitia. Peserta mendapatkan dua buah identitas, yaitu nomer yang dipasang di sepeda dan gelang tangan. Kedua identitas itu berisi nomer peserta dan tidak boleh dilepas selama pelaksanaan. Pemakaian identitas ini penting banget, supaya sepeda tidak tertukar satu sama lain.


Peserta juga dapat goody bag yang komplit, hanya dengan biaya pendaftaran Rp.250.000,- kami mendapatkan rompi, kaos, topi, produk-produk dari sponsor dan beberapa voucher diskon.
Selain makan malam, acara welcome dinner juga digunakan sebagai sarana pembagian kelompok untuk Gowes Seru keliling Solo Raya. Saya dan Mas Nug yang anak baru di acara ini, bergabung dengan JFB. Mereka pun ramah dan seru.
Sabtu, 17 Oktober 2015.
Pagi-pagi setelah sarapan, seliers segera bersiap di depan hotel. Tim marshal (penunjuk jalan) telah siap memimpin kami menuju Balekambang, sebuah taman kota yang sejuk karena banyak pepohonan besar dan rindang. Seremonial pembukaan dilaksanakan oleh Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutan Kabinet Kerja, Dr. Ir. Siti Nurbaya, M.Sc.
Kami start dari Balekambang pukul 8 pagi. Marshal memimpin kami melintasi kota Solo dan sekitarnya, melewati Bundaran Manahan, Kampung Batik Laweyan, Stasiun Gawok, Singopuran, Malangjiwan, Bolon, Waduk Cengklik, Manahan, dan finish di Balekambang. Jarak yang ditempuh adalah 44, 73 kilometer.
Panitia menyediakan beberapa pit stop sebagai tempat istirahat sebelum peserta kembali mengayuh di bawah terik matahari. Panasnya luar biasa. Tapi kami tetap mengayuh hingga finish. Berikut video bikinan mas Nug yang diunggah ke youtube.

Sesampai di Balekambang, panitia udah nyiapin hiburan dan makan siang yang berlimpah. Luar biasa. Gak pake kurang-kurang makanannya. Alhamdulillah. Setelah selesai sholat, makan siang, dan istirahat saya dan mas Nug balik ke hotel.
Malam harinya, bertempat di Balekambang diadakan farewell dinner. Katanya acara ini seru. Iya, katanya. Soalnya saya dan mas Nug ngantuk berat dan stay di hotel. Tidur pulas. 😀
Ahad, 18 Oktober 2015.
Acara bebas. Beberapa ngikutin gowes enduro yang menuju ke Kemuning, Karanganyar. Kabarnya hanya 11 orang yang ikut, mereka udah master, tingkat dewa lah. Hehe. Mereka melalui track menanjak dan jarak tempuhnya sekitar 80 km.
Beberapa yang lain mengikuti acara Car Free Day di sepanjang Jalan Slamet Riyadi. Ada panggung hiburan yang juga dihadiri oleh Walikota Surakarta. Ada pula yang keliling kota menikmati kuliner dan mengunjungi tempat-tempat menarik.
Panitia pun juga menyediakan bis tingkat Werkudoro untuk mengunjungi sentra batik di Kota Solo. Saya pun ikut juga, mengunjungi Danar Hadi, Batik Soka, dan beberapa tempat lainnya. Belanja? Beli kemeja batik buat Mas Nug.

Trus bagaimana kesan saya sebagai peserta Jamselinas V di Solo?
Salut untuk panitia yang kerjanya rapi. Dari sejak pendaftaran, mereka melayani sms dengan baik. Saat acara, marshall atau penunjuk jalan juga selalu mendampingi. Makanan pun berlimpah. Hotel yang dipake cukup nyaman. Colokan listrik di kamar lebih dari cukup, ada 6 colokan. #penting. 😀
Saat kami pulang, mereka mengucapkan maaf jika ada kekurangan. Ya ampun, acara ini lancar banget deh. Terima kasih buat panita penyelenggara, temen-temen Seli Solo Raya.
Kami berdua pulang dengan gembira. Bener loh, suami yang baru kali ini gowes jarak jauh pake seli jadi kepincut dan kepengen punya seli juga. Susah move on nya dari acara ini. Hehe. Hal lain yang membekas di hati adalah panggilan seliers untuk satu sama lain, Om dan Tante. Terus terang aja, saya kagok dan belum biasa. 😀
Anyway, Jamselinas VI tahun 2016, rencananya akan digelar di Muntok, Bangka, Bangka Belitung. Seru banget nih. Sampai jumpa tahun depan Oms dan Tantes!
Minggu lalu pas pulang dr trip klub kamera di solo ketemu bus werkudara, jangan2 oms dan tantes ya yg di situ
LikeLike
bisa jadi Qied.. dan ada aku juga.. hehe
LikeLike
ayo mas Nug.. beli satu seli lagi…, kayaknya Anna udah mendukung banget tuh…
senang ya beraktivitas dengan rekan2 sehobby
LikeLike
Hihi, iya dong mbak saya dukung.. biar tahun depan gak perlu pinjam lagi 😀
LikeLike
Selain seru dapat sehatnya juga ya, Mba. Dan saya juga setuju kalo colokan itu pentingnya kebangetan. 😀
LikeLike
Iya, seru dan sehat, plus dapet hepi juga di hati.. dan colokan itu penting aja pake banget. 😀
LikeLike