Bike To Borobudur

Setelah minggu lalu saya gowes ke Kalikuning, Plunyon, Sleman, kali ini saya gowes ke Candi Borobudur yang terletak di Magelang, Jawa Tengah. Tepatnya Sabtu, 30 Januari 2016. Perjalanan ini adalah gowes lintas provinsi yang pertama bagi saya.

Borobudur sepertinya cukup populer dijadikan destinasi bagi goweser atau pesepeda dari Jogja. Saya pun juga ingin mencoba ditemani Mas Nug, suami saya dan seorang teman, Henry.

Saya dan Mas Nug berangkat dari rumah pukul 05.30 kurang. Titik kumpul di perempatan ringroad Jakal. Istirahat sebentar dan lanjut ke Borobudur.

Jalan yang dilalui adalah aspal halus. Ya, sepanjang jalan. Jadi semua jenis sepeda bisa melalui jalur ini. Ketika berangkat, jalanan relatif menanjak walaupun tidak tajam. Beberapa kali saya berhenti untuk istirahat makan dan minum, otomatis mas Nug dan Henry juga ikut berhenti. Hehe, ngajak saya gowes tuh ngrepotin banget lah. Banyak berhentinya.

Kami juga sempatkan berhenti di Candi Mendut, yang lokasinya tidak jauh dari Candi Borobudur. Kawasan ini cukup ramai oleh wisatawan dan anak-anak sekolah yang berdarma wisata. Sayangnya, sepeda tidak boleh masuk ke kawasan candi. Foto-foto hanya bisa dilakukan di luar pagar.

Sekitar pukul 09.00 kami tiba di Borobudur. Berfoto adalah kewajiban, sebagai bukti kalo kami sudah sampai di sana. Sekaligus istirahat plus memperbarui olesan sunblock di wajah. Hehe, iya emang perlu sunblock mengingat teriknya matahari. Seperti halnya di Candi Mendut, sepeda juga dilarang masuk ke area candi.

Perjalanan pulang terasa lebih berat, panasnya itu loh. Harus banyak-banyak minum daripada dehidrasi. Selain itu, sangat disarankan menggunakan penutup wajah dan kacamata hitam. Kalo ga pake kacamata, berasa banget silau dari cahaya matahari. Silau yang berlebih bisa bikin pusing.

Kami sempat mampir ke Bakso Balungan “Pak Granat” di jalan Magelang. Kami memesan Mie Ayam Bakso. Sayang lupa difoto, udah keburu lapar. Recommended banget dan ternyata sudah cukup populer untuk pecinta kuliner. Search aja di maps, udah ada kok.

Sesampainya di ringroad Jalan Magelang, Henry memisahkan diri melanjutkan perjalanan ke Prambanan. Ya, rumah dia di daerah Prambanan. Sedangkan kami melalui jalur perkotaan yang ramenya masya Allah, plus panas matahari.

Resume gowes ke Borobudur pergi pulang adalah 100,68 km, dengan total waktu sekitar 8 jam, moving time 5 jam 33 menit. Sisanya atau 2,5 jam buat berhenti istirahat dan foto-foto.

Akhirnya, pecah juga angka 100 km. This is my first 100 km! Walaupun pelan-pelan dan banyak berhenti. Lagian ini gowes santai dan hore-hore saja. #menghiburdiri 😄

Terimakasih buat Mas Nug dan Henry yang ‘ngemong’ saya, ikut berhenti dan sabar menunggu saya.

Advertisement

7 Comments

  1. Mbaaa, gowes 100km dan sepeda lipat, strong banget siihhh 😀 aku aja ngomel nih Mba kalo gowes jauh-jauh pake lipat, capeknya berlipat-lipat, tapi kok nagih hahaha
    Salam kenal 🙂

    Like

    1. halooo mbak inun.. hihi.. kita kan cewek setterong .. haha. tapi asyik kok pake seli, asal posisi tubuhnya pas dan sepeda dalam kondisi prima.

      salam kenal juga yaaa 😀

      Like

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s