Posting kali ini saya tulis di sela-sela istirahat siang di kantor. Abis sholat Dhuhur, sambil leyeh-leyeh di karpet masjid yang aduhai empuk bikin ngantuk.
Saya pengen cerita tentang hutang. Tentunya sebagian besar Dari kita punya hutang, entah dalam bentuk kredit rumah, kendaraan, biaya pendidikan, atau untuk modal usaha.
Suatu hari saya ngobrol dengan tetangga, sepasang suami istri dengan 4 orang anak, plus orang tua yang tinggal di rumahnya. Mereka berdua sama-sama bekerja di sebuah kementerian yang katanya gajinya besar. Tetapi, saya melihat kehidupan mereka pun sederhana, ga berlebihan.
Ketika kami ngobrol, belum lama mereka abis beli mobil, nggak baru sih. Tapi masih dalam kondisi bagus. Mobil besar yang cocok banget dengan kebutuhan keluarga besar.
Saya lupa tepatnya awal pembicaraan kami, namun sampailah pada topik kredit rumah dan kendaraan. Tetangga saya itu mengungkapkan tentang pandangan dia tentang kredit jika dihubungkan dengan Islam.
Intinya, dia menghindari yang namanya hutang. Demi terjaga dari riba. Dia pun bercerita tentang rumah yang dihuninya yang awalnya juga kredit di bank. Namun setelah tahu dan mendalami tentang riba, mereka berusaha melunasinya. Menabung dan berhemat.
Begitu juga mobil, juga dibeli dengan lunas. Saya ingat, sebelum punya mobil yang sekarang, mereka sempat beli mobil yang lumayan uzur, dipake untuk belajar nyetir si suami. Bagaimanakah juga, punya mobil udah jadi kebutuhan keluarga mereka yang punya 4 anak.
Obrolan ringan sore hari itu, cukup mengusik batin saya. Secara saya dan suami masih nyicil rumah selama 10 tahun dari tahun 2009. Rumah mungil tipe 36 yang kami tinggali masih menyisakan cicilan selama 3 tahun.
Kami berdua pun sebenernya udah cukup berhati-hati dengan memilih bank berbasis syariah.
Saya juga sempat bertanya ke seorang ahli agama tentang posisi kami, yaitu berhutang alias kredit rumah di bank syariah. Beliau bilang, melalui bank syariah adalah langkah kita menjauhi riba. Namun kalo bisa melunasi, sebaiknya disegerakan.
Diskusi panjang antara saya dan suami apakah kami bisa menutup kredit dan melunasi rumah mungil kami. Menghitung tabungan dan juga kebutuhan.
Alhamdulillah awal tahun 2016 ini kami bisa melunasi rumah. Kredit 10 tahun bisa kami tutup di tahun ke-7. Bahagia dan lega. Walaupun cukup menguras tabungan kami, tapi insya Allah tidak akan kekurangan. Allah yang akan cukupkan kebutuhan kami. π
haii mbakkk
aku juga termasuk nih dari orang2 yang hartanya boleh nyicil #tepokjidat
pernah baca dan paham kalau nyicil itu gak boleh karena riba,,
tapi kalau gak nyicil gak bisa punya mbak (Eg Mobil dan Rumah)
berasa sih deg2annya tiap bulan, dan juga lamanya proses nyicil
urusan dunia percicilan ini dilema dan kontroversi
disatu sisi , dilarang agama,,
tapi disisi lain, kalau gak nyicil gak punya apa-apa,,
LikeLike
Halo Usagi, kalo lewat bank syariah nggak riba kok. Udah nanya ke yang ngerti. Jumlah yg dibayar bisa jadi sama, tapi akadnya beda. Aku kemarin lewat BNI Syariah. π
LikeLike
Mudah-mudahan saya bisa segera mengikuti jejak Mbak Anna, yaitu segera melunasi cicilan rumah. π
LikeLike
Aamiin mas Tatang.. Semoga Allah segerakan.
LikeLike