Gowes Antar Kota Antar Provinsi

Satu lagi pengalaman seru saya gowes bareng teman-teman Jogja Folding Bike (JFB). Kamis, 5 Mei 2016 adalah hari pertama long weekend kali ini. JFB punya agenda gowes ke Purwokerto, Jawa Tengah.

Peserta terdiri dari 2 grup. Grup 1 gowes Jogja-Kebumen, langsung pulang ke Jogja naik bis, grup 2 lanjut gowes ke Gombong untuk bermalam, trus finish di Purwokerto. Saya ikut grup 1.

Pagi-pagi kami semua ketemuan di Sasono Hinggil, Alun-alun Selatan pukul 6 pagi untuk briefing dan tentu saja berdoa bersama. Sekitar 6.30 kami start gowes menuju arah selatan Jogja. Melalui Jalan Bantul, Jalan Srandakan, dan lanjut lewat Jalan Daendels jalur selatan.

Sebenernya ini pengalaman kedua saya gowes AKAP. Yang pertama adalah gowes ke Borobudur, Magelang yang pernah saya tulis di sini. Tapi keduanya memberi pengalaman yang berbeda.

Gowes bareng mereka yang udah punya banyak pengalaman touring itu sempat bikin saya keder dan ga pede. Takut ga bisa mengimbangi speed, bakal lemes, dan ngrepotin teman yang lain. Tapi, bismillah ikut dengan persiapan carbo loading yang cukup dan sepeda dipastikan dalam kondisi prima.

Selain makan cukup dan sepeda yang prima, ternyata ada hal lain yang perlu dipelajari untuk gowes jarak jauh. Yaitu shifting, itu loh mindah-mindahin gigi. Supaya tidak mudah capek dan menghemat tenaga karena perjalanan masih jauh.

Goweser perempuan yang ikut cuman berdua, saya dan Mbak Dyah. Beliau pernah ikutan Srikandi 5 gowes dari Bima, NTB – Denpasar, Bali sejauh 700 km. Wow banget. Nah, mbak Dyah ini yang sering ngasih saran ke saya soal shifting, nggak cuman pas gowes kali ini aja tapi juga di kesempatan gowes sebelumnya. And I really appreciate it.

Rombongan berhenti beberapa kali, tidak hanya untuk istirahat dan mengisi perbekalan tapi juga regrouping. Secara ada yang di depan dan jauh di belakang. Hihi, saya tuh yang di belakang. Terutama saat melalui Jalan Daendels yang sedang diperbaiki dan saat-saat setelahnya.

Ya, melalui Jalan Daendels yang nggronjal-nggronjal tiada tara itu betul-betul menguras energi saya. Konsentrasi penuh, handling juga harus lebih kuat supaya sepeda tetap stabil. Selepas dari jalan Daendels, mulai ketinggalan deh saya.

Pas adzan Dhuhur kami mulai memasuki Kecamatan Ambal, Kabupaten Kebumen. Pemberhentian kami selanjutnya adalah makan siang dengan menu khas Kebumen, Sate Ambal. Bedanya dengan sate ayam lain adalah pada bumbu kacangnya yang dicampur tempe dan terasa pedas. Kalo sate ayam yang biasa kita makan adalah Sate Madura dengan bumbu kacang manis.

Setelah istirahat makan dan sholat dirasa cukup, kami melanjutkan perjalanan. Pada suatu persimpangan, kami berpisah. Grup 1 yang terdiri dari Mas Bobby, Mas Ganang, Mas Pras, Om Dedi, Mas Franky, Mas Nug, dan saya menuju ke rest area Bus Efisiensi. Sedangkan grup 2 yang terdiri dari Mbak Dyah, Om Chandra, mas Kardjok, dan Mas Irfan lanjut menuju Gombong untuk bermalam di sana dan meneruskan ke titik finish yaitu Purwokerto di keesokan harinya.

Total jarak yang saya tempuh dari rumah di Jogja sampai ke rest area Bus Efisiensi Kebumen adalah 113,5 km. Sedangkan grup 2 menempuh jarak Jogja-Kebumen-Gombong 128 km ditambah Gombong-Purwokerto 57 km.

Nah, keunggulan sepeda lipat adalah bisa dilipat. Ya iyalah. Kami grup 1 pulang ke Jogja dengan bis Efisiensi, tiketnya 60 ribu/orang dan 25 ribu/sepeda. Alhamdulillah semua sampai di rumah dengan sehat dan selamat.

Trus, apakabar keesokan harinya? Hehe, Jumat-nya saya cuman makan dan tidur. Belum biasa nih gowes jarak jauh. Recovery dari rasa capek perlu sehari, aduh gimana kalo mau touring berhari-hari ya? Harus menambah jam gowes.

Trus beda gowes AKAP kali ini dengan gowes ke Borobudur waktu itu apa? Saat gowes ke Borobudur, saya ‘manja’ banget karena persiapan carbo loading nya kurang, sering berhenti. Orang lain yang menyesuaikan ke saya. Kurang persiapan tidak hanya merugikan diri sendiri, tapi juga teman seperjalanan.

Sejak bergabung dengan Jogja Folding Bike, saya memiliki banyak pengalaman baru dalam bersepeda. Termasuk gowes ke Kebumen kali ini. Seru, menantang, tapi tetap menyenangkan! Terima kasih JFB!

Last but not least, syukur alhamdulillah diberi nikmat sehat, yang semoga bermanfaat menjadikan kami semakin taat pada-Nya.

PS : Foto diambil dari berbagai sumber (Mbak Dyah, Mas Franky, Mas Nug dan saya). Klik foto untuk perbesar.

8 Comments

Leave a comment