Miaw

Entah sejak kapan tepatnya, yang jelas beberapa hari setelah lebaran rumah kami punya ‘penghuni baru’. Nggak tanggung-tanggung ada 4 penghuni baru. Ya, 1 kucing betina dan 3 anak kucing yang lucu-lucu.

Twitterc50c1b0_jpgMiara kucing nih ceritanya? Nggak juga sebenernya. Kucing betina itu bukan makhluk asing di komplek. Udah sering terlihat, pas dia hamil saya juga tau. Padahal udah kucing tua loh, ternyata masih subur.. Hehehe.

Tiba-tiba aja, dia udah di gudang bersama 3 anaknya. Jujur ya, saya itu penakut sama binatang. Sama kucing aja saya nggak berani megang, geli atau tepatnya ‘gilo’ kalo dalam bahasa Jawa. Antara takut tapi juga kasian, saat saya liat pertama kali di gudang, matanya belum bisa melek, jalannya masih goyang-goyang. Namanya juga lagi belajar jalan.

Camera360_2013_8_24_011756Untungnya, mas Nug, suami saya emang penggemar kucing. Bahkan dia masih punya kucing sampai tahun-tahun pertama kami menikah, tepatnya ketika kami masih tinggal di rumah mertua. Tapi karena ngerti saya agak geli alias takut ama kucing, setelah punya rumah sendiri ya nggak miara kucing.

Kucing-kucing itu kami pindahkan dari gudang ke carport rumah kami. Ya, supaya nggak kedinginan kami siapkan ‘kasur’ terbuat dari tutup kotak dan pake handuk bekas. Paling nggak bisa menghangatkan mereka saat malam. Saking sayangnya sama kucing, sempat juga dimandikan sama mas Nug. Saya sih cuman liat dari kejauhan. Kasian campur gimana gitu.

Camera360_2013_8_24_092313Mainan buntut maknya.

Sayangnya, lama-lama mereka bikin bau gak sedap, walaupun tiap hari kami bersihkan depan rumah. Apalagi mereka kan kucing liar ya, saya agak khawatir dengan virus tokso. Akhirnya dengan berat hati kami pindahkan ke SD depan komplek, di sana ada mbak Mei penjaga sekolah yang punya banyak kucing. Bahkan menurut tetangga, si mak kucing itu dulunya juga tinggal di belakang sekolah.

Officially kucing-kucing itu nggak tinggal di rumah kami lagi, tapi masih sering datang minta makan. Ada yang bilang, sebaiknya kucingnya dibuang jauh aja, ke pasar atau ke mana, supaya nggak balik-balik lagi.. tapi kok gak tega yah. :(

Pus, cepet gede ya.. supaya kalian bisa berburu tikus, cari makan sendiri.

2 Comments

  1. Saya penggemar berat kucing. Di rumah ada 3 ekor kucing Persia, gendhut-gendhut, bulunya panjang dan tebal. Untuk ‘pup’ mereka, saya sediakan kotak plastik besar, diisi pasir khusus untuk kucing. Kalau kena basah,(kotoran) pasirnya akan menggumpal, jadi tinggal diserok, dimasukin tas kresek, dan dibuang. Pasirnya dengan berbagai aroma, ada apel, lemon, lavender, dll, jadi wangii … Toilet buat kucing saja wangi lho sekarang ini. Memang agak mahal sih, sekantung pasir 5 kg harganya sekitar 50 ribu (hampir sama dengan harga beras … 😮 ). Tapi begitulah, meskipun ada 3 kucing, alhamdulillah rumah saya tidak bau. Oh ya, mereka juga rutin saya mandikan ke salon kucing …. 😀

    Like

    1. wah, telaten sekaliii..
      kebetulan ini bukan kucing piaraan bun, cuman nyasar gitu. jadi nggak terlalu berminat utk merawat.. hehe.
      update terakhir, sipus udah dipindahin krn suami kena tokso. takutnya sy jg kena.

      Like

Leave a comment