Berganti (ganti) pasangan

Eh, siapa yang berganti=ganti pasangan? Saya. Tapi tenang, pasangan alias partner kerja yang berganti, bukan pasangan yang lain. 🙂

Di blog ini saya udah beberapa kali menuliskan tentang perubahan di kantor saya. Pergantian kepala, senior yang pensiun, atau temen sendiri yang mutasi ke instansi lain. Nah, kali ini beda, perubahan kali ini betul-betul berdampak pada saya. Yap karena pasangan kerja saya yang harus pergi. Pergi dalam artian baik ya, dia dapat promosi.

Namanya mbak Rika, tapi biasa kami panggil Bunda Rika. Saya telah berpartner dengan teman sekaligus senior saya ini selama 7 tahun. Itu bukan waktu yang sebentar loh. Sejak saya jadi rookie alias newbie alias CPNS sampe pertengahan September lalu. Dari tahun 2006 sampe 2013.

Kami berpasangan sebagai duo maut di bidang keuangan. Bunda jadi bendahara, saya jadi pembuat dokumen. Dia bagian Finance nya saya akuntan nya. Sama2 ga ada latar belakang akademik di bidang itu. Tapi kerjaan kami lancar. Sering beda pendapat, tapi kami udah bisa bahasa kalbu. Kerjaan kadang udah ga perlu diomongin lagi, udah ngalir, jalan dengan lancar.

Sebenernya, duluuu.. Bunda Rika pernah mau mutasi ngikut suami yg tugas di Pontianak. Waktu itu saya masih anak bau kencur yang belum dewasa sama sekali. Tau kalo bunda mau mutasi, saya marah, merasa ditinggalin.. Trus saya ngatain dia egois. Ya bunda Rika marah dong sampe berkaca-kaca matanya karena saya katain egois. Saya kalo inget kejadian itu, pengen saya noyor diri sendiri, bisa2 nya saya bilang gitu. Ngikut suami itu kan wajib. Dasar saya masih bocah, ga dong, ga paham!

Nah, balik ke sekarang ya.. berita bunda Rika mau promosi sebenernya udah berhembus beberapa minggu sebelumnya. Saya yang sekarang udah dewasa.. #uhuk …. Sebenernya juga dag-dig-dug. Tapi saya sadar, yang namanya kerja ya akan ada yg datang dan pergi. Apalagi Bunda Rika perginya kan promosi, meningkat gituh. Ya saya sebagai temen, adek, junior harus kasih dukungan.

Dukungan mah saya beri segenap jiwa, tapiiii yang gantiin dia jadi bendahara siapa? Jadi bendahara kan bukan kerjaan ringan. Trus, nanti saya berpartner sama siapa? Many questions hit my mind. Mumet.

Tapi, selama belum pelantikan saya masih tenang-tenang saja, sampe akhirnya, waktu itu datang juga. Bunda Rika resmi dilantik dapet promosi. Dan tinggallah saya sendiri yang kemudian diminta untuk gantiin posisi Bunda Rika, sedangkan posisi saya masih kosong. Alias resmi sudah saya ngedobel kerjaan sampe ada tenaga baru untuk berpartner dengan saya.

Sesaat setelah Bunda Rika resmi dilantik. What an amazing 7 years of partnership!

Pergantian posisi ini nggak lama sebelum saya ulang tahun 15 September lalu, jadi temen-temen becandain saya.. Kalo hadiah ulang tahunnya adalah ‘naik jabatan’ jadi bendahara. Hedeh. Mimpi apa saya semalem.

Ketika tulisan ini saya posting, partner baru udah duduk manis di meja sebelah saya, masih penyesuaian dan dia jg masih bawa PR dari kantornya yang lama. Semoga aja kami bisa segera saling melengkapi, jadi pasangan yang sakinah, mawaddah, warohmah. Hehe, kompak maksudnyaaa… 🙂

Jadi saat ini saya punya dua tantangan baru di kantor. Membiasakan diri dengan posisi yang baru, sekaligus dengan partner yang baru. Doakan saya ya!

Suasana syukuran Bunda Rika di Warung Ndeso Ingkung di Pajangan Bantul. Seru!
Kita ngasih kenang-kenangan ke Bunda Rika berupa seperangkat alat sholat.. kayak akad nikah aja ya. Tapi sengaja, supaya Bunda Rika selalu inget sama temen-temen di Protokol dalam setiap sholatnya.. #halah Semoga sukses ya Bun…

9 Comments

  1. hihihihi sedih yaa setiap perpisahan itu 🙂 ada temen si matt di medan sini, karena bule, dia agak2 males bikin hub dengan temen2 bule baru karena rata2 gakl lama di medan. dia bilang udah capek2 temenan ehhhhhh nanti pindah.

    Like

  2. Begitulah dunia kerja ya, Mbak. Atasan silih berganti, kadang juga membuat suasana kantor berganti. Kalau saya sih pindah kerja, jadi mesti beradaptasi lagi dengan pasangan baru 😀

    Like

Leave a comment