Umroh #7 : Madinah City Tour

Senin, 6 April 2015.

Madinah Al-Munawarah dikenal sebagai Kota Nabi, tempat di mana Nabi Muhammad SAW menyebarluaskan Islam setelah hijrah dari Makkah. Maka dari itu, banyak tempat-tempat penting yang perlu dikunjungi ketika singgah di kota ini.

Hari kedua. Setelah selesai sarapan, saya dan anggota grup lainnya berkumpul di lobby hotel untuk segera mengikuti city tour. Tidak banyak waktu yang kami miliki karena kami sudah sepakat sebelum jam 12.00 WAS harus sudah kembali ke hotel agar tidak tertinggal Sholat Dhuhur berjamaah di Masjid Nabawi.

 

Masjid Quba

Tempat pertama yang kami kunjungi adalah Masjid Quba. Masjid pertama yang dibangun oleh Nabi Muhammad SAW tahun 1 Hijriah atau 622 Masehi, setelah hijrah dari Makkah ke Madinah.

Tertulis di buku Sejarah Madinah, Rasulullah SAW bersabda: “Barang siapa telah bersuci (berwudlu) di rumahnya. kemudian mendatangi masjid Quba, lalu shalat di dalamnya dua rakaat, baginya sama dengan pahala umrah.” (Sunan Ibn Majah no. 1412).

Wow, bahkan kami yang belum melaksanakan prosesi ibadah umroh pun bisa mendapatkan pahala yang sama besarnya.

Bagaimana jika di perjalanan wudhu kita batal? Kata pembimbing kami, ya wudhu lagi.. Kan sudah berwudhu sebelumnya dan berniat untuk sholat, jadi insya Allah akan dicatat dengan pahala yang sama.

SavedPicture-2015421202959.jpg
Masjid Quba dari kejauhan. Courtesy @stuartcollin
Pintu masuk jamaah wanita
Pintu masuk jamaah wanita
WP_20150406_003
Suasana di dalam Masjid Quba
Masjid Quba
Suasana di dalam Masjid Quba

 

Kebun Kurma

Sejak jaman sebelum Nabi Muhammad hijrah ke Madinah, kota ini dikenal sebagai daerah penghasil kurma. Makanya tidak heran jika sampai saat ini masih ada perkebunan kurma yang beroperasi. Kami mengunjungi salah satunya, sebuah kebun yang juga menyediakan supermarket kecil tempat menjual oleh-oleh khas Arab Saudi. Kurma, kismis, buah tin, coklat, bahkan dodol kurma pun juga ada. 🙂

Ketika masuk, saya berasa di tanah air. Penjualnya orang Jawa Barat dan menyapa kami dengan logat Sunda yang kental. Hehe. Terus terang aja, saya nggak banyak belanja di tempat ini. Cuman 1 kilo coklat seharga 50 real. Kenapa? Rahasia. Haha. Saya ceritakan khusus di postingan tentang beli oleh-oleh aja ya. Biar kamu balik lagi ke blog saya. 😛

kebunkurma2
Kebun Kurma di Madinah, seperti pohon kelapa sawit ya.
kebunkurma
Pengunjung bisa bersantai menikmati teh hangat yang disediakan oleh pemilik perkebunan.

 

Jabal Uhud

Jabal atau bukit Uhud menjadi tempat kunjungan berikutnya. Bukit di mana pernah terjadi perang antara kaum muslimin dan kafir dari Makkah. Ya, Madinah yang menjadi pusat penyebaran agama Islam pada waktu itu mendapatkan ancaman dari kaum yang menentang ajaran Nabi Muhammad SAW.

Pada Perang Uhud, terdapat 70 orang muslimin yang gugur sebagai syuhada. Mereka dimakamkan di dekat Jabal Uhud tanpa nama dan penanda.

Melihat kuburan para syuhada ini, menunjukkan bahwa tidak sedikitpun harta maupun perhiasan dunia lainnya yang kita bawa dalam kematian. Hanya amal ibadah yang jadi bekal.

jabaluhud
Bukit Uhud, tempat tentara Islam berperang melawan musuh yang hendak menyerang Madinah.
jabaluhud3
Di balik pagar tinggi itu, adalah kuburan para syuhada yang gugur saat Perang Uhud. Papan pengumuman berwarna biru berisi cara berziarah dan peringatan untuk tidak berbuat syirik dengan meminta keberkahan kepada para syuhada.
jabaluhud4
Kuburan para syuhada, tanpa nama dan penanda. Tiada bekal menghadap Allah, selain amal ibadah.
jabaluhud2
Lautan payung penjual berbagai oleh-oleh di sekitar Jabal Uhud.

 

Percetakan Al-Quran

Tempat kunjungan terakhir adalah percetakan Al-Quran. Sayangnya, hanya pria saja yang bisa masuk melihat proses mencetak dan mendapatkan 1 buah Al-Quran secara gratis. Ohya, ukuran Al-Quran yang diberikan menyesuaikan dengan usia loh, yang masih muda dikasih yang kecil, yang lebih tua diberi yang lebih besar, sedangkan anggota grup kami yang tertua (92 tahun) mendapatkan 1 set lengkap dengan tulisan yang lebih besar lagi. 🙂

Walaupun saya tidak bisa masuk ke percetakan, beruntung saya pergi bersama suami, jadi saya ‘nitip mata’ ke Mas Nug untuk liat-liat dan ambil foto di dalam. Tidak semua proses boleh diambil gambarnya, tapi ada beberapa bagian yang bisa diabadikan.

Di kantor administrasinya, pengunjung bisa membeli Al-Quran berbagai ukuran untuk dijadikan oleh-oleh. Namun, perlu diketahui bahwa Al-Quran cetakan Arab Saudi memang hanya bisa dibaca dengan baik dan benar oleh mereka yang sudah baik bacaannya. Sedangkan bagi kita yang masih perlu belajar dan perbaikan, in my opinion sebaiknya menggunakan Al-Quran cetakan Indonesia yang sudah dilengkapi penanda pembeda tajwid.

percetakanalquran2
Kantor administrasi percetakan Al-Quran.
percetakanalquran4
Tempat pembelian Al-Quran di percetakan.
percetakanalquran
Antrian untuk masuk ke percetakan dan mendapatkan 1 buah Al-Quran gratis (hanya laki-laki yang diperbolehkan).
percetakanalquran3
Di dalam percetakan Al-Quran.

***

Dan, sesuai kesepakatan di awal sebelum waktu Dhuhur tiba, grup harus sudah kembali ke hotel untuk segera bersiap sholat jamaah di Masjid Nabawi. Ditambah lagi, esok hari kami akan melaksanakan inti dari perjalanan kami. Yaitu prosesi ibadah umroh. Sehingga kami harus istirahat cukup.

Bagaimana rukun dari ibadah umroh? Insya Allah di postingan berikutnya ya 🙂

 

Baca juga postingan lainnya :