Sabar

Sebenernya sabar itu apa sih? Berikut definisi sabar menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Online. 

sabar/sa·bar/ a 1 tahan menghadapi cobaan (tidak lekas marah, tidak lekas putus asa, tidak lekas patah hati); tabah: ia menerima nasibnya dengan –; hidup ini dihadapinya dengan –; 2 tenang; tidak tergesa-gesa; tidak terburu nafsu: segala usahanya dijalankannya dengan –; 

Nah, setelah lebaran kemarin saya sempat mengikuti sebuah kajian yang salah satu bahasannya adalah sabar. Ustadzah-nya menyampaikan bahwa sabar itu luas cakupannya. Menurut saya sih, lebih luas dari definisi di atas.

Lewat postingan ini saya mencoba merangkum tentang Sabar berdasar kajian tersebut.

Sabar memiliki 4 jenis, yaitu :

  1. Sabar di saat menantikan sesuatu.

Setiap manusia memiliki cita-cita, keinginan, dan harapan. Namun tidak semua dapat diraih dengan mudah. Usaha dan doa telah dilakukan, namun yang diharapkan belum kunjung tiba. Misal menunggu hadirnya jodoh, keturunan, keberhasilan usaha, kesembuhan dari sakit, keberhasilan studi, dan berbagai macam hal.

Kondisi seperti ini harus dihadapi dengan sabar, meyakini bahwa segala ketetapan Allah itu baik. Dia Yang Maha Tahu waktu yang tepat untuk menjawab doa-doa hamba-Nya. Berusaha dan berdoa adalah tugas manusia, sedangkan hasil adalah hak mutlak dari Sang Pencipta.

Selain bersabar, kita juga harus bertawakal dalam menggapai cita-cita. Namun, tawakal bukanlah sekadar berusaha, kemudian berdoa, lalu pasrah. Tawakal itu berusaha dan berdoa tiada henti, disertai kepasrahan kepada Allah SWT. Usaha, doa dan kepasrahan berjalan beriringan.

Sertakan Allah dalam setiap target, yaitu dengan melakukan amalan-amalan yang Allah suka. Dzikir, sholat malam, tilawah Al-quran, dan lain sebagainya. Ibaratnya kita cari perhatiannya Allah. 

Rahmat Allah itu seluas prasangka baik hamba-Nya.

 

  1. Sabar di saat yang dinantikan tiba.

Perasaan senang, bahagia dan haru adalah hal yang lumrah muncul saat apa yang kita harapkan terkabul. Namun, rasa sabar pun harus tetap kita pelihara sebagaimana saat kita menunggu.

Sabar di sini dapat diartikan sebagai bentuk syukur dan kehati-hatian memanfaatkan karunia yang Allah titipkan. Sabar dalam arti menyadari bahwa keberhasilan yang telah diraih semata-mata karena izin Allah, bukan karena kehebatan kita. Sabar dalam arti tenang, tidak tergesa-gesa, tidak terburu nafsu. 

Setelah lama menanti datangnya jodoh, akhirnya pujaan hati telah hadir. Bukan nafsu dan kesenangan yang diutamakan, namun harus tetap bersabar dalam membangun rumah tangga dalam kebaikan.

Setelah lama menanti datangnya keturunan, akhirnya lahirlah permata hati. Seseorang juga harus tetap bersabar dalam membesarkan dan mendidik anak. Janganlah karena alasan anak kesayangan, membuat orangtua memanjakan dengan segala kemudahan. Didiklah dalam kesederhanaan dan siapkan mereka untuk dunia dan akhirat.

Setelah lama menanti keberhasilan usaha, keberlimpahan datang. Tetap bersabar dalam menggunakan harta tersebut. Tetaplah berhati-hati, membelanjakan harta di jalan yang baik dan bermanfaat, serta menjauhi kesia-siaan. Menyisihkan sebagian harta sesuai dengan kewajiban untuk orang-orang yang membutuhkan.

Setelah belajar dan menyelesaikan kuliah, akhirnya lulus juga. Tetap bersabar bahwa ilmu yang dimiliki itu bagian dari amanah, titipan Gusti Allah. Berusaha sebaik mungkin agar ilmu tersebut bisa bermanfaat untuk diri sendiri maupun orang lain. Syukur-syukur bisa diajarkan ke orang lain dan jadi amal jariyah. 

 

  1. Sabar di saat mendapat musibah / kesedihan.

Sedih, kecewa, putus asa bisa jadi muncul saat tertimpa kesedihan. Ditinggalkan orang-orang tercinta, kehilangan harta benda, menjadi sakit adalah beberapa contoh kesedihan yang Allah titipkan kepada hamba-Nya.

Ya, kesedihan dan kesenangan adalah titipan. Selama berada di dunia, tidak ada kesedihan dan kebahagiaan yang abadi. Sehingga kita harus tetap bersabar dan tidak sedih berlebihan. Bukankah Allah telah berfirman dalam QS. 94 ayat 5-6, “Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan.”

Sebagaimana yang telah dijanjikan dalam QS. 2 ayat 286, Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.

Bisa jadi kesedihan atau kemalangan yang kita rasakan adalah cara Allah melindungi kita dari musibah yang lebih besar yang tak sanggup kita tanggung. Sekali lagi, rahmat Allah itu seluas prasangka baik hamba-Nya.

 

  1. Sabar dalam arti bersiap.

Setiap manusia akan mengalami kehilangan demi kehilangan di masa depan. Orang yang dicintai, harta benda, jabatan, kenyamanan, keamanan dan lain sebagainya. Orang-orang di sekitar kita pun juga suatu saat akan kehilangan kita. Ya, kita harus selalu bersiap menghadapi itu semua. Kita harus senantiasa bersabar dalam hidup ini, bahkan untuk hal yang belum terjadi.

Bagaimana caranya bersabar terhadap sesuatu yang belum terjadi? Yaitu dengan membangun kesadaran bahwa tidak ada yang abadi dalam hidup ini. Kita terlahir tidak membawa apapun, begitu juga saat mati. Bahwa amal ibadahlah yang menjadi penerang jalan kita nantinya.

Menyiapkan diri dan keluarga bahwa tidak selamanya dapat bersama di dunia. Menyiapkan seluruh anggota keluarga dengan saling mengingatkan untuk taat pada-Nya sehingga mampu bertemu kembali di surga-Nya.

***

Jujur saja, dari keempat jenis sabar di atas hanya nomer 1 dan 3 yang saya tahu. Yaitu saat menunggu dan tertimpa musibah. Tidak terbayang sebelumnya, bahwa saat bahagia pun kita juga harus bersabar. Bahkan terhadap segala sesuatu yang belum terjadi pun, kita juga harus bersabar.

Saya menarik sebuah kesimpulan bahwa ternyata sabar itu tidak ada batasnya. Sepanjang hidup, sabar harus mewarnai batin kita. Sabar itu tak berbatas!

Tulisan ini hanyalah catatan pribadi saya, yang masih sangat jauh dari kata sabar. Namun saya berharap tulisan ini dapat bermanfaat bagi siapapun yang membaca.

2 Comments

Leave a comment