Gowes Hore : Jembatan Sesek Bantul

Selamat akhir pekan!

Menjelang akhir tahun adalah masa-masa yang stressful untuk saya. Nasib orang-orang yang bekerja di bidang keuangan. Tapi, males ah bahas kerjaan. Mending cerita gowes hore saya bareng teman-teman, ya.

Tulisan ini cukup terlambat saya tulis, karena kejadiannya udah berlalu. Tepatnya Ahad, 1 November 2015. Bersama-sama Jogja Folding Bike, saya dan Mas Nugie ikutan Blusukan Bantul ke Jembatan Sesek yang terletak di perbatasan Bantul dan Kulon Progo.

Pagi-pagi pukul 5.35, saya dan mas Nug sudah meluncur dari Kotagede menuju Siti Hinggil, Alun-alun Selatan sebagai titik kumpul. Sudah ada sekitar 20an orang pesepeda yang berkumpul. Setelah briefing rute dan saling sapa sebentar, pukul 6 lebih dikit kami meluncur ke arah selatan.

Jembatan Sesek Utara

Tujuan pertama kami adalah Jembatan Sesek Utara. Di sini kami sempat berhenti sebentar untuk foto-foto. Saat kami ke sana, belum memasuki musim penghujan sehingga kami bisa turun ke sungai dan berfoto dengan latar belakang jembatan.

Jembatan bambu dengan lebar 1,5 meter ini, dibangun oleh warga sekitar dan digunakan untuk menyeberang dan memotong jalan. Mungkin kalo nggak ada jembatan ini, mereka harus berputar berkilo-kilo meter jauhnya.

Namanya juga jembatan bambu ya, ketika kendaraan melintas terdengar suara bambu yang saling bergesekan. Serasa mau ambruk ajah. Hehe. Di ujung jalan, setiap orang yang melintas memberikan kontribusi kepada warga sebesar Rp.2.000,-.

Bisa dipahami kenapa harus bayar ketika melewati jembatan ini, karena jembatan bambu tidak dapat bertahan lama, sehingga harus berganti baru setiap musim.

Jogja Folding Bike
Jogja Folding Bike di Jembatan Sesek Utara. Photo Credit Desem Ashari.
Sepeda Lipat Bike To Work di Jembatan Sesek Utara
Si Kuning dan Jembatan Sesek Utara. Photo Credit Anna.
Jembatan Sesek Utara
Jembatan Sesek Utara. Photo Credit Mas Desem Ashari.

 

Jembatan Sesek Selatan

Selanjutnya kami menuju Jembatan Sesek Selatan, jembatan bambu yang letaknya di perbatasan Bantul dan Kulon Progo. Jembatan ini lebih terkenal dibanding yang sebelumnya. Lebih hits dan instagramable banget. Hehe.

Kalo saya bilang sih, jembatan yang ini lebih epic. Lah gak ada pagarnya, bikin keder aja. Apalagi air sungainya lebih tinggi dari jembatan sebelumnya.

Di ujung jalan, setiap yang lewat juga harus membayar sebesar Rp.2.000,-. Menurut informasi, jembatan ini juga dibangun warga sekitar dan diperbarui setiap awal musim kemarau. Saat musim hujan jembatan digantikan oleh rakit bambu.

Jembatan Sesek Selatan.
Jembatan Sesek Selatan. Photo Credit Mas Nugie.
Jembatan Sesek Selatan
Should I ride? Sempet keder ketika mau melintas. Secara nggak ada pagernya. Photo Credit Mas Desem Ashari.
Jembatan Sesek Selatan.
Melintasi Jembatan Sesek Selatan. Photo Credit Mas Desem Ashari.

 

RM Legokan Ngancar

Waktu sudah menunjukkan pukul 9 pagi ketika seluruh anggota rombongan melintasi jembatan kedua. Perut sudah mulai lapar. Kami menuju RM Legokan Ngancar, rumah makan lesehan yang menyajikan menu mangut lele, wader goreng, lalapan beserta sambel terasi. Yes banget lah pokoknya.

Jogja Folding Bike @ RM Legokan Ngancar
Jogja Folding Bike @ RM Legokan Ngancar. Photo Credit Mas Nugie.
Jogja Folding Bike @ RM Legokan Ngancar
Jogja Folding Bike @ RM Legokan Ngancar. Photo Credit Mas Nugie.
Jogja Folding Bike @ RM Legokan Ngancar
Jogja Folding Bike @ RM Legokan Ngancar. Photo Credit Mas Desem Ashari.

 

Saatnya kami pulang. Perjalanan pulang terasa cukup aduhai karena panas yang luar biasa. Ditambah lagi kena macet karena bersamaan dengan Pawai Budaya di Slarong, Bantul.

Pukul 12 siang lebih saya dan mas Nugie baru sampai ke rumah. Capek tapi hati senang. Jarak yang kami tempuh kurang lebih 50 km.

Rute menuju Jembatan Sesek Bantul
Rute menuju Jembatan Sesek Bantul

 

Kalo nggak rame-rame, nggak bakalan saya sampe ke Jembatan Sesek yang cihuy itu. Terima kasih buat teman-teman Jogja Folding Bike, yang ngadain acara seru semacam ini. Thanks juga buat mas Desem Ashari, foto-fotonya bagus banget, saya pinjam ya. Satu lagi, Mas Desem sang fotografer punya page di facebook, please kindly visit and drop your likes.

Yes, demikian cerita gowes hore kali ini. 🙂

1 Comment

Leave a comment