Godaan dari 4 arah.

Pagi ini, 15 April 2018 adalah Ahad Kliwon, hari di mana pengajian di perumahan dilaksanakan.

Sengaja menggunakan hari pasaran Jawa, agar lebih mudah diingat oleh masyarakat di sekitar perumahan.

Pengajian kali ini diisi oleh Ustadz Setiya. Beliau membahas tentang musuh abadi manusia, yaitu iblis.

Mengapa iblis dikatakan sebagai musuh abadi manusia? Dikisahkan saat Allah SWT memerintahkan kepada malaikat dan jin untuk bersujud di depan Adam, manusia pertama, iblis yang merupakan bagian dari jin menolak.

Alasannya adalah iblis yang terbuat dari api merasa lebih terhormat dari manusia yang terbuat dari tanah. Padahal malaikat yang terbuat dari cahaya pun tunduk akan perintah Allah dan bersujud kepada Adam.

Karena melawan perintah Allah inilah, maka iblis ditempatkan di neraka. Ia kemudian meminta kepada Allah, untuk diperpanjang umurnya untuk selalu menggoda manusia, dari manusia pertama hingga yang terakhir. Agar saat di neraka nanti, iblis memiliki teman, yaitu manusia.

Maka, iblis senantiasa menggoda manusia sepanjang masa dari 4 (empat arah) :

1. Arah depan

Dari arah depan, godaan berupa keragu-raguan akan kebenaran adanya hari akhir dan pembalasan.

Sehingga tidak berpikir panjang saat berbuat keburukan. Bahwa kelak, setiap amal perbuatan baik maupun buruk akan ada balasannya.

Salah satu contoh akibat godaan dari arah depan ini adalah, manusia mempermainkan, menjadikan kehidupan akhirat sebagai olok-olokan, bahan bercandaan. Bahwa di neraka nanti, kehidupan akan menyenangkan karena berteman dengan banyak orang terkenal, maupun wanita cantik.

2. Arah belakang

Dari arah belakang, godaan berupa hal-hal yang bersifat keduniawian. Manusia dibuat menjadikan dunia ini sebagai kehidupan yang abadi, sehingga lupa mempersiapkan bekal ke kehidupan yang kekal yaitu akhirat.

Manusia dibuat sibuk mengumpulkan harta, bersenang-senang menikmati waktu tanpa sadar bahwa dunia ini adalah sementara.

Selain itu, ada pula godaan berupa pujian dari orang lain. Berbuat baik bukan untuk Allah, tapi pujian dari orang lain. Sholat Dhuha dilakukan bukan untuk mencari ridho Allah, tapi semata-mata agar rizki dilancarkan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan semata.

3. Arah kanan

Godaan dari arah kanan adalah munculnya berbagai alasan yang menghalangi beramal sholeh. Misalnya hendak berzakat maal, muncul perasaan sayang atas hartanya. Daripada untuk zakat, mending untuk belanja, memperindah rumah, memperbarui mobil dan sebagainya.

Sudah bangun di sepertiga malam, tapi tidak melakukan sholat tahajud, godaan kantuk tidak tertahankan.

Godaan semacam ini mampu menghalangi kita dari berbuat baik. Ada saja alasan sehingga kita menunda untuk beramal kebaikan.

4. Arah kiri

Godaan dari arah kiri adalah keindahan yang membungkus perbuatan yang dilarang oleh Allah.

Misalnya, kita sudah tahu bahwa riba dilarang oleh Allah. Namun sekarang ini riba seakan-akan menjadi hal yang umum dan biasa dilakukan, melalui jasa bank dan leasing. Bahkan riba dibungkus dengan kemasan yang indah dan menyenangkan, berhadiah besar dan ditawarkan secara menarik. Sehingga orang merasa biasa saja ketika berurusan dengan riba. Padahal tetap saja itu berdosa.

Sebagai penutup, Ustadz Setiya menyampaikan bahwa kehidupan di dunia ini adalah tempat untuk beramal, baik maupun buruk. Karena di kehidupan di alam kubur maupun akhirat tidak ada lagi kesempatan untuk beramal. Tapi hanya bisa menuai hasil dari amal yang sudah dilakukan sebelumnya.

1 Comment

Leave a comment